Langsung ke konten utama

Postingan

Resensi Novel Sangkakala di Langit Andalusia -- Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

  Judul               : Sangakala di Langit Andalusia Penulis              : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal                : xii+472 hlm Penerbit            : Republika Tahun Terbit     : 2 022 Cetakan            : ke- 1   Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat   yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se

PERS SEBAGAI ALAT PROPAGANDA VOC

Pers adalah lembaga kemasyarakatan alat revolusi yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya diperlengkap atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat tekhnik lainnya. [1] Tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jendral VOC. Diterbitkan “ Memories der Nouvelles ” merupakan surat kabar petama di Indonesia yang ditulis tangan. Kemudian tahun 1688 tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda, atas instruksi pemerintah, maka diterbitkanlah surat kabar tercetak pertama di Indonesia dan pada nomor perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makasar. Kemudian terbitlah surat kabar-surat kabar lain yang diusahakan oleh pemilik percetakan di beberapa tempat di Jawa [2] .             Pers pada masa itu bukan saja b

KEHIDUPAN MASYARAKAT PETANI JAWA ABAD 20

a.        Kehidupan Masyarakat Petani Jawa Ada beberapa adat yang melekat pada masyarakat petani di Jawa baik yang di daerah pedesaan maupun perkotaan, diantaranya 1.       Keinginan orang Jawa untuk mempunyai anak. Orang Jawa menganggap bahwa anak itu memberikan suasana hangat ( anget ) dalam keluarga juga memberikan kedamaian dan ketentraman dalam hati. Adanya anggapan bahwa anak merupakan jaminan di hari tua mereka. Tetapi mungkin juga karena orang Jawa merasa lebih yakin terhadap dirinya sendiri apabila ada banyak orang disekelilingnya yang dapat membantu banyak hal. Orang Jawa juga mempunyai anak banyak, karena hal ini untuk menaikkan gengsinya, terutama ada pada keluarga pegawai (priyayi), yang merupakan bangsawan Jawa. Pada zaman sebelum perang seorang pegawai pangreh praja yang masih muda usia dibawah 30 tahun, biasanya sudah mempunya dua atau tiga orang anak. Sedangkan pegawai senior biasnya mempunya tujuh orang anak atau lebih. Suatu keluarga apabila tidak memiliki