Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Resensi Novel Sangkakala di Langit Andalusia -- Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

  Judul               : Sangakala di Langit Andalusia Penulis              : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal                : xii+472 hlm Penerbit            : Republika Tahun Terbit     : 2 022 Cetakan            : ke- 1   Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat   yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se

Sudah Sejauh Mana Kita Bersyukur

Pagi ini matahari bersinar cerah, berbeda dari hari sebelumnya mahatahari seakan enggan menampakan dirinya bahkan langit seringkali meneteskan hujan, itulah kekuasaan Tuhan yang seharusnya kita syukuri, namu seringkali malah kita keluhkan. Terkadang kita lupa dengan nikmat yang Allah berikan pada kita yang kita ingat hanyalah ujian yang Allah bebankan. Kemarin, sewaktu pulang dari GBLA aku naik taxi online, pas naik, gila itu supir taxi online ngomel-ngomel gara-gara kami pesan d tempat yang salah, aku berdua sama temen aku kaget orang Sunda yang bahasanya lembut tiba-tida di omelin sama orang Medan yang yah tahu sendiri lah gimana cara bicaranya, orang sana itu ngobrol biasa aja kadang kita kaget apalagi ini yang ngobrol sambil ngomel-ngomel. Gak cukup sampai disitu dia ngomong terus kesana kemari, yang bikin kita risih itu ketika dia bangga sekali dengan harta yang dia miliki yang katanya punya rumah dua di daerah Soekarno-Hatta, punya mobil, motor, bisa kuliahin 3 orang seki

Resensi Novel BIDADARI UNTUK DEWA, Asma Nadia

Judul               : Bidadari Untuk Dewa Penulis             : Asma Nadia Tebal               : X + 528 hlm Penerbit           : KMO Publishing Tahun Terbit    : Oktober 2017 Cetakan           : ke-2 Bidadari untuk Dewa, dari judulnya buku ini sudah menarik perhatianku ditambah covernya yang elegan. Buku ini cukup tebal, tapi itu membuatku semakin tertarik karena biasanya novel yang lebih tebal itu ceritanya lebih menarik. Ketika membeli buku ini aku sempat dilema antara memilih buku ini atau Rumah Tanpa Jendela masih bukunya Asma Nadia. Dua-duanya aku yakin ceritanya menarik tapi aku akhirnya memilih Bidadari untuk Dewa sebagai teman weekend minggu kemarin. Novel ini merupakan kisah inspirasi dari seorang motivator, entrepreneur, penulis buku, pemuda yang mampu meraih sukses di usia muda, dia adalah Dewa Eka Prayoga. Sebagian pembaca mungkin sudah mengenalnya, melalui novel ini kita akan jauh mengenal lebih mengenai sosok Dewa. Bagaimana dia meraih kesuksesannya,

Resensi Buku GARIS WAKTU, Fiersa Besari

Judul               : Garis Waktu, Sebuah Perjalanan Menghapus Luka Penulis             : Fiersa Besari Tebal               : iv +212 hlm Penerbit           : Mediakita Tahun Terbit    : 2017 Cetakan           : ke- 11 Seperti judulnya buku ini menceritakan sebuah garis waktu proses bagaimana menghapus sebuah luka yang mendalam. Buku ini merupakan sebuah rangkuman tulisan sang penulis yang selama 2012-2016 aktif menulis di beberapa sosial media. Buku ini merupakan representasi peristiwa penting penulis yang mengajarkan kita tentang mencintai dan keikhlasan. Jika melihat covernya buku ini cukup menarik, kalau menurutku covernya elegan. Buku ini menceritakan kisah asmara dari perkenalan, jatuh cinta, hingga perpisahan. Disini kita akan tahu  sudut pandang sesorang yang mencintai perempuan yang telah memiliki kekasih. Bagaimana mencoba tersenyum dengan keadaan sampai akhirnya situasi berpihak. Perjuangan untuk mencintai dan meyakinkan walaupun pada akhirnya harus diakhi

Dibalik Kemenangan Bulutangkis Indonesia

Selamat untuk tim Bulutangkis putera karena telah berhasil menjadi juara beregu, Indonesia berhasil mempertahankan juara beregu putera Asia. Kita patut bangga pada mereka yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa, perjuangan yang tidak mudah. Tapi ada yang lebih menarik bagiku dari semua ini, bagiku final yang sesungguhnya adalah kamarin ketika melawan Korea. Perjuangan yang begitu dramatis dan penuh dengan ketegangan. Kalaupun tadi Indonesia tidak juara bagiku Indonesia sudah juara kemarin, begitu hebat. Perjuangan Firman Abdul Khalik yang patut kita tiru, tetap berjuang disaat poin begitu kritis, sekali saja Firman melakukan kesalahan Indonesia mungkin gagal masuk final. Keuletannya dan juga mentalnya yang luar biasa menyelamatkan Indonesia. Aku tau mungkin ini lebay tapi begitulah menurutku, menikung poin dari 14-20 menjadi 22-20 itu bukan suatu yang mudah. Namun, aku miris membaca komentar netizen sebelumnya, ketika mengetahui Indoneisa 2-2 dengan korea kemudian Firman adal

Curhat Susah Sinyal

ketika kembali ke perantauan setelah liburan panjang itu rasanya lumayan berat memang, kita harus kembali dengan kesibukan kita. Tapi, sebagai orang yang hidup di pelosok desa dengan kawasan susah sinyal ada hal lain yang membuat aku rindu perantauan, salah satunya karena aku bisa bebas berselancar dengan internet berjam-jam apalagi kuota mendukung. Di jaman ketika internet itu bukan hal yang susah, karena kita akan menemukan banyak hal dari sana. Bisa dibilang aku merupakan orang yang cukup aktif menggunakan media sosial. Lalu bagaimana ketika aku di kampung dengan keadaan sinyal yang langka. Sebagai orang yang hidupnya banyak dihabiskan di perantauan, ketika aku mudik memang cukup kesusahan dengan keadaan sinyal yang melelahkan apalagi jika ada informasi penting. Di kampungku bukan berarti sinyal benar-benar gak ada, ada tapi tidak di semua tempat, hanya di beberapa tempat dan kadang itu bukan di tempat-tempat yang nyaman, seperti di jendela, di belakang rumah, di sawah, di bukit-