Langsung ke konten utama

Resensi Novel Sangkakala di Langit Andalusia -- Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

  Judul               : Sangakala di Langit Andalusia Penulis              : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal                : xii+472 hlm Penerbit            : Republika Tahun Terbit     : 2 022 Cetakan            : ke- 1   Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat   yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se

Curhat Susah Sinyal

ketika kembali ke perantauan setelah liburan panjang itu rasanya lumayan berat memang, kita harus kembali dengan kesibukan kita. Tapi, sebagai orang yang hidup di pelosok desa dengan kawasan susah sinyal ada hal lain yang membuat aku rindu perantauan, salah satunya karena aku bisa bebas berselancar dengan internet berjam-jam apalagi kuota mendukung. Di jaman ketika internet itu bukan hal yang susah, karena kita akan menemukan banyak hal dari sana. Bisa dibilang aku merupakan orang yang cukup aktif menggunakan media sosial. Lalu bagaimana ketika aku di kampung dengan keadaan sinyal yang langka.
Sebagai orang yang hidupnya banyak dihabiskan di perantauan, ketika aku mudik memang cukup kesusahan dengan keadaan sinyal yang melelahkan apalagi jika ada informasi penting. Di kampungku bukan berarti sinyal benar-benar gak ada, ada tapi tidak di semua tempat, hanya di beberapa tempat dan kadang itu bukan di tempat-tempat yang nyaman, seperti di jendela, di belakang rumah, di sawah, di bukit-bukit atau daerah-daerah yang lebih tinggi.
Sebenarnya sekarang tidak perlu khawatir karena di kampungku sudah ada wifi, kita tinggal membeli kode/paswordnya, bisnis ini sepertinya laku banget di kampungku tapi ternyata wifi belum bisa mencakup semua wilayah tentunya. Tapi ini lumayan membantuku ketika aku butuh informasi penting, hanya ternyata wifi tersebut belum menjangkau rumahku jadi tetap saja aku harus nongkrong ke tempat lain.
Setelah semua keluh kesahku karena keadan sinyal yang tidak baik disana. Disisi lain aku nyaman juga dengan situasi susah sinyal, karena aku merasa waktuku itu tidak banyak terbuang sia-sia hanya untuk bermain di sosial media. Disisi lain kadang kita butuh waktu untuk tidak bermain-main di dunia maya, bermain tanpa gadget seharian. Aku merasa lebih happy karena ketika ngobrol atau bermain dengan teman tanpa terganggu chat di grup misalnya dan gak sibuk masing-masing. Coba deh kita rasakan hidup sehari saja tanpa pegang gadget itu rileks banget. kondisinya memang berbeda, karena aku didukung dengan keadaan sinyal yang langka. Jujur aku juga belum bisa gak pegang hp kalau lagi di perantauan. Makanya ketika mudik itu benar-benar waktu buat aku refres semuanya dari kesibukanku di perantauan.

Aku merasa sedikit beruntung kampungku ini susah sinyal, karena setidaknya ini sedikit mengurangi kelakuan kids jaman now untuk ikut-ikutan bermain sosial media, walaupun gak sedikit dari mereka yang masih SD sudah bermain gadget tapi selama ini yang aku lihat mereka main gadget hanya untuk main games, ini juga kurang baik sebenarnya tapi setidaknya mereka gak main sosial media yang menurut aku belum waktunya. Meskipun ada beberapa kids jaman now ini yang sudah memiliki akun sosial media, tapi mereka tetap gak bisa selalu online, jadi sedikit terhindari. karena seperti yang kita lihat sosial media ini racun banget bagi yang belum bisa memanfaatkannya dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "RENTANG KISAH" Gita Savitri Devi

Judul Buku      : Rentang Kisah Penulis             : Gita Savitri Devi Tebal Buku      : 207 Penerbit           : Gagas Media Tahun Terbit    : 2017 Gita Savitri Devi adalah seorang vloger yang banyak diidolakan oleh remaja Indonesia karena isi vlognya yang banyak menginspirasi, keluesannya berbicara di depan kamera dan juga karena konten-kontennya yang banyak mengkritik keadaan Indonesia menjadikannya mendapatkan tempat dihati masyarakat. Seorang lulusan Kimia Murni di Freie Universitat Berlin ini merasa risih melihat aktivitas media sosial pemuda Indonesia yang isinya kurang berfaedah, dia berusaha merubah hal tersebut dengan menjadikan media sosial untuk hal-hal yang positif. Selain aktif sebagai youtuber Gita yang masih betah tinggal di Jerman ini juga aktif menulis di blog. Buku Rentang Kisah adalah buku pertamanya, buku ini menceritakan perjalanan hidupnya dari mulai SMA hingga sekarang. Diawal bab, diceritakan bagaimana Gita di SMA dan juga hubungannya dengan s

Resensi novel TENTANG KAMU Tere LIye

Judul               : Tentang Kamu Penulis             : Tere Liye Tebal               : vi+524 halaman Penerbit           : Republika Tahun Terbit    : 2017 Cetakan           : ke-7             Tere Liye merupakan seorang novelis terkenal di Indonesia, novel yang diterbitkan selalu menjadi best seller dan tidak mengecewakan. Novel Tentang Kamu salah satu novel tere liye dari 28 karyanya yang juga best seller, sayangnya, walaupun novel-novelnya best seller Tere Liye memberhentikan penerbitannya karena pajak penulis yang tinggi, tapi tenang bagi penikmat tulisan-tulisan Tere Liye kita masih bisa mendapatkannya lewat e-book.             Novel Tentang kamu menceritakan seorang  pengacara asal Indonesia yang bekerja di Thompson & Co bernama Zaman yang kemudian mendapatkan tugas untuk mencari ahli waris dari seorang perempuan bernama Sri Ningsih yang memiliki jumlah warisan yang sangat banyak. Untuk menyelesaikan kasus ini zaman harus menelusuri kehidupan Sri Ningsih

Resensi Buku SECANGKIR KOPI JON PAKIR - Emha Ainun Nadjib

Judul               : Secangkir Kopi Jon Pakir Penulis             : Emha Ainun Nadjib Tebal               : 348 halaman Penerbit           : PT Mizan Pustaka Tahun Terbit    : 2016 Cetakan           : ke- 2 Buku Secangkir Kopi Jon Pakir jika dibaca sekilas kata Pakir ini seperti kata Parkir alhasil aku pertamanya berpikir kalau buku ini menceritakan tentang si Jon yang mungkin seorang tukang parkir. Namun setelah membaca isinya, ternyata nama pakir itu berasal dari bahasa arab yaitu Fakir yang menyesuaikan lidah orang Jawa. Buku ini merupakan buku yang dicetak ulang, cetakan pertamanya yaitu pada tahun 1992. Buku ini menceritakan kondisi sosial masyarakat pada masa itu yang dikemas dengan apik oleh Cak Nun (sapaan untuk Emha Ainun Nadjib). Dalam buku ini Cak Nun menamai dirinya sebagai Jon Pakir yang mengkritisi peristiwa yang terjadi disekitarnya. Secangkir Kopi yang disajikan disini bukanlah berupa air kopi tapi merupakan hidangan yang sangat bergizi untuk otak