Langsung ke konten utama

Resensi Novel Sangkakala di Langit Andalusia -- Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

  Judul               : Sangakala di Langit Andalusia Penulis              : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal                : xii+472 hlm Penerbit            : Republika Tahun Terbit     : 2 022 Cetakan            : ke- 1   Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat   yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se

SEJARAH DUNIA: RENAISSANCE

RENAISSANCE DAN AUFKLARUNG
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Sejarah Dunia II, Dosen Pengampu: Prof. Sulasman M.Hum


                                                                               

Oleh:
Gerry Prasetio             1145010050
Hira Ririn Martifah     1145010057
Iin Hindasah               1145010060

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016











A.    Pengertian Renaissance
Zaman Renaissance (Bahasa Prancis/Inggris: Rennaissance; Italia: Rinascimento) adalah sebuah gerakan kebudayaan antara abad ke 14 hingga abad ke 17. Gerakan ini bermula di Italia dan kemudian meyebar ke seluruh Eropa. Gerakan ini mencakup ilmu pengetahuan berdasarkan sumber-sumber klasik.
Renaissance memberikan efek yang sangat luar biasa pada setiap usaha pengembangan ilmu pengetahuan. Meskipun demikian, kemajuan dari segi kesenian dan konstribusi dari para polymath.
Secara etimologi, Renaissance berarti “kelahiran kembali” atau “kelahiran kembali”. Istilah Renaissance berasal dari bahasa prancis yang artinya lahir kembali atau kelahiran kembali. Kelahiran yang dimaksud adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani dan Romawi kuno. Masa ini ditandai dengan kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran dan kesusastraan. Zaman ini mengeluarkan eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Jadi, arti Renaissance adalah lahirnya kembali orang Eropa untuk mempelajari ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi kuno yang ilmiah/rasional. Begitu juga pencerahan kembali mengandung arti “munculnya kesadaran baru manusia” terhadap dirinya (yang selama ini dikungkung oleh gereja)[3].
Pada zaman Renaissance manusia menyadari bahwa dialah yang menjadi pusat dunianya (vaber mundi) bukan lagi sebagai objek dunianya (fitiator mundi) adapun istilah ini menunjukan suatu gerakan meliputi suatu zaman ketika orang merasa dilahirkan kembali dalam keadaban. Zaman Renaissance juga berarti zaman yang menekankan otonomi dan kedaulatan manusia dalam berfikir, mengadakan eksplorasi, eksperimen, dalam mengembangkan seni sastra serta ilmu pengetahuan di Eropa.
Berkembangnya Renaissance juga karena peranan golongan Humanis. Humanisme bukanlah sistem kepercayaan yang runtut bahkan belum ada sebagai sebuah kata sampai abad ke 15. Kata ini berguna karena menyarankan bahwa nilai-nilai mansia dianggap lebih pentig bagi orang-orang ini ketimbang nilai-nilai transendental yang ditekankan oleh Gereja.

Sikap kaum Humanis antara lain sebagai barikut.
1.      Kritis dan tidak mudah percya tanpa  bukti nyata (skeptis).
2.      Menentang terhadap tradisi lama
3.      Sekularisme ( sikap mengutamakan kedunuawian dan hidup di dunia ini). Hal ini dikenal melalui pandangan hidupnya berbunyi “carpe diem” (nikmatilah hidup) yang bertolak belakang dengan pandangan hidup pada abad pertengahan yaitu “mementomori” (ingatlah hari sesudah mati).
4.      Record breaker, memecahkan rekor menghasil karya-karya yang terkenal.
Revolusi besar dalam ilmu pengetahuan baru terjadi pada zaman modern kurang lebih pada abad ke 17 namun Renaissance dapat dianggap sebagai sebagai masa persiapan. Hasil karya golongan humanis memberi sumbangan berharga contoh: karya Leonardo da Vinci berupa mesin bubut, pompa, alat peperangan, pesawat terbang. Selain itu masih ada penemuan lain yaitu mesin cetak, mesiu, kompasmagnetik, peta dan lain-lain[4].
Ciri utama Renaissance adalah Humanisme, individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah berkembangnya pengetahuan rasional. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, melainkan kelak pada zaman sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen) semakin ditinggalkan, karena semangat Humanisme itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak pada zaman modern. Rupanya, setiap gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan menghasilkanyang positif, tetapi sekaligus yang negatif[5].
B.     Faktor Pendorong Munculnya Renaissance
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theologi. Pemikiran filsafat yang berkembang pada masa itu sanagat di pengaruhi oleh gereja sehingga lahir filsafat scholastik  yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad 14. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance. Gerakan ini juga merupakan keinginan ksatria untuk mengembalikan kejayaan mereka seperti masa lalu, sehingga mereka dapat hidup dengan penuh kehormatan dan kejayaaan. Zaman Renaissance adalah zaman kelahiran-kembali (Renaissance, bahasa Perancis) kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M. Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani. Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman humanisme. Maksud ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada abad pertengahan itu manusia dianggap kurang dihargai sebagai manusia.
Setelah diatas dijelaskan mengenai pengertian dari Renaissance, maka timbul sebuah pertanyaan, apa yang menyebabkan terjadinya Renaissance itu. Orang Eropa pada akhir abad ke 15-18 menganggap abad pertengahan sebagai zaman kegelapan, maka setelah ini kita bisa lihat adanya perbedaan besar antara abad pertengahan dan sesudahnya terhadap perkembangan Eropa. Renaissance mereka anggap sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba. Hal itu mereka kaitkan dengan kejadian yaitu jatuhnya kota Konstatinopel ketangan Turki pada tahun 1453 yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Romawi Timur. Pada saat itu golongan sarjana melarikan diri ke arah barat yaitu ke daerah Firenze. Tradisi memperbaiki zaman kuno dan naskah-naskah yang dibawa para sarjana itu menjadi dasar pembaharuan kebudayaan barat itu[6].
Renaissance juga dipicu oleh kekelahan perang salib dalam perang suci . kekalahan tersebut membuat para pemikir dan seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju Eropa Barat. Mereka menyadari telah dimulainya masa mesiu peledak dan untuk menguasi teknologi tersebut mereka harus melepaskan diri dari pengaruh mistisme abad pertengahan. Mereka kembali pada sains zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap melanggar misi ketuhanan.
Perkembangan pertama Rennaissance terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keungan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para seniman dan intelektual memiliki kebebasan besar karena tidak lagi harus memikirkan masalah keuangan untuk mendapatkan perlindungan dari kutukan Gereja.
Menurut Ernst Gombrich munculnya Renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, mengandung pengertian bahwa Renaissance tidak dipengaruhi oleh-oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan pra-Raphealite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya gotik Internasional yang penuh hiasan[7].
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis pada zaman Pertengahan menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang foedalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan foedal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa[8].
Renaissance berarti pula perubahan sikap terhadap kaum wanita, dan akibatnya kedudukan wanita mengalami perubahan pula. Wanita mulai dihargai sebagai manusia, lain halnya pada abad pertengahan wanita tidak dimuliakan karena dianggap sebagai ibu tuhan. Tapi wanita sangat dihina kerena dianggap sebagai penyebab orang terbuang di dunia ini. Wanita dianggap sebagai alat iblis yang jitu untuk memperdayakan pria[9].
Abad Renaissance memiliki sejarah yang panjang dan rumit sehingga selalu muncul perdebatan diantara para sejarawan mengenai kegunaan “masa pencerahan” sebagai sebuah kata rujukan dan sebagai sebuah masa sejarah. Beberapa diantaranya mempertanyakan apakan masa pencerahan sebagai sebuah kemajuan abad pertengahan atau hanya sebagai suatu periode pesimisme dan nostalgia atas era klasik[10].
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan semakin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan, bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekularitas itu sendiri. Semboyan mereka ialah “religion was not highest exspression of human values.” Bahkan seseorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal Renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “ man can do all things if they will”[11].
Renaisans mempengaruhi kesenian dan ilmu pengetahuan, arsitektur dan seni patung. Berbagai pemikiran menjadi lebih realistis, lebih manusiawi. Dominasi agama surut, lukisan dan patung semakin mendekati aslinya, musik menjelajahi perasaan baru. Sementara buku-buku mempertanyakan beragam masalah yang benar-benar nyata. Keluarga kaya seperti Mecidi dan Borgia di Itali dan burgher di Belanda menjadi para pelindung kesenian dan ilmu pengetahuan. Buku-buku yang dicetak membantu menyebarkan pemikiran baru. Renaisans memcapai puncaknya pada abad ke-16, terutama di kota-kota seperti Venesia,Florence, Antewerp, dan Haarlem. Orang semakin melihat dunia nyata , mereka melakukan berbagai pengamatan ilmiah, mengumpulkan benda eksotis dan mencari beragam pemikiran baru. [12]
C.     Pengaruh Perang Salib dalam Zaman Renaissance
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa perang salib merupakan peristiwa yang selalu dikenang oleh bangsa-bangsa Eropa di bagian Barat yang merupakan penganut Katolik Roma. Perang salib juga menimbulkan kenangan pahit. Banyak kritikan pedas terhadap perang salib di negara-negara Eropa Barat pada masa Renaissance.
Perang salib sangat mempengaruhi Eropa pada abad Pertengahan. Pada masa ini sebagian benua dipersatukan oleh kekuasaan kepausan. Tetapi pada abad ke 14 perkembangan birokrasi yang terpusat (dasar-dasar dari negara-bangsa modern) sedang pesat, seperti di Prancis, Inggris, Burgundi, Castilia dan Aragon. Hal ini sebagian didorong oleh dominasi gereja pada masa awal perang salib.
Sesungguhnya Benua Eropa telah bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad melalui hubngan antara semenanjung Iberia dan Sisilia, banyak ilmu pengetahuan dibidang-bidang sains, pengobatan dan arsitektur diserap dari dunia Islam ke dunia Islam selama perang salib. Pengalaman militer perang salib juga memiliki pengaruh di Eropa. Seperti kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan batu-batuan besar seperti yang dibuat di Timur, tidak lagi menggunakan kayu seperti sebelumnya. Sebagai tambahan, perang salib dianggap sebagai pembawa budaya Eropa ke dunia terutama Asia.
Bersamaan perdagangan penemuan-penemuan dan penciptaan-penciptaan sains baru mencapai Timur atau Barat. Kemajuan bangsa Arab termasulk perkembangan Aljabar, lensa dan lain-lain mencapai barat dan menambah laju perkembangan di universitas-universitas Eropa yang kemudian mengarahkan pada masa Renaissance pada abad-abad berikutnya[13].
Pertumbuhan perdagangan membawa banyak barang ke Eropa yang sebelumnya tidak mereka kenal atau amat jarang ditemukan dan sangat mahal. Barang-barang ini termasuk berbagai macam rempah-rempah, gading, batu-batu mulia, teknik pembuatan barang kaca yang maju, bentuk awal dari mesiu, jeruk, apel, hasil-hasil tanaman Asia lainnya dan banyak lagi.
 Keberhasilan untuk melestarikan Katolik Eropa, bagaimanapun, tidak dapat mengabaikan kejatuhan kekaisaran kristen Byzantium, yang sebagian besar diakibatkan oleh kekerasan tentara salib pada perang salib keempat terhadap kristen ortodok timur, terutama pembersihan yang dilakukan oleh Enrico Dandolo yang terkenal, penguasa Venesia dan Sponsor Perang Salib IV.
Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang stabil sejak abad ke 4. Sesudah tentara salib mengambil alih Konstatinopel pada 1204, Byzantium tidak pernah lagi menjadi sebesar dan sekuat sebelumnya dan akhirnya jatuh ke tangan Turki pada 1453[14].
Kontak antara Timur dan Barat mendorong munculnya kota-kota dagang di Eropa Barat seperti Venesia, Leevant, Bologna dan sebagainya. Kota-kota dagang tersebut terus berkembang dengan segala kekayaan dan kemewahannya, tetapi juga saling berdiri sendiri (otonom) seperti kota-kota Yunani. Persaingan antar kota pun tidak dapat dihindarkan. Bahkanjika perlu mereka menggunkan kekuatan militer untuk merebut dan menguasai kota-kota disekitarnya. Oleh karena itulah setiap koa berusaha untuk paling tidak mempertahankan diri dengan menggunakan tentara sewaan . hal inilah yang akhirnya mendorong munculnya kesatuan-kesatuan militer komersial yang bisa disewa oleh siapapun yang mampu membayarnya, yang disebut dengan istilah mercenari (condittier). Sebagai akibat lebih lanjut meletuslah kekacauan-kekacauan (anarki) di kota-kota dagang yang kaya.
Pada sisi masyarakat di kota-kota yang kaya mulai meragukan atau paling tidak mempertanyakan kebudayaan mereka yang selama itu dianggap paling unggul ( Kristen) dengan cara mempelajari buku-buku yang ada di gereja-gereja dan di biara-biara. Akhirnya mereka menemukan kembali karya-karya kebudayaan Yunani yang sangat mengagumkan, baik berupa karya sastra, filsafat, arsitektur, kisah-kisah kepahlawanan, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Mulai saat itulah, saat Eropa benar-benar menengok ke belakang, yaitu zaman Yunani dan Romawi, yang menandai perubahan yang dahsyat yang dijiwai oleh pandangan hidup kebudayaan Yunani dan Romawi .
Pada abad pertengahan, bisa dikatakan studi yang sungguh-sungguh atas sejarah kuno dan pengetahuan akan zaman kuno di Barat pada saat itu sangat terbatas. Walaupun terdapat pengaruh penulisan sejarah yunani terhadap sejarah abad tengah. Tetapi itu hanya terbatas beberapa penulis dan sejarawan saja. Sedangkan pada zaman Renaissance sekitar ¾ karya sastra latin ditemukan kembali. Artinya lebih dari cukup kesusastraan dan historiografi Yunani dilahirkan kembali. Terutama juga masih adanya hubungan dengan kerajaan Yunani Byzantium[15].
D.    Dampak dari Perkembangan Pengetahuan Zaman Renaissance
       Runtuhnya Gereja sebagai panutan dan keyakinan tunggal pada masyarkat Eropa membawa angin segar bagi para pemikir untuk mengekspresikan dan mengembangkan ide-idenya. Ruag kebebasan yang mereka dambakan akhirnya datang pula. Kemajuan ilmu pengetahuan tampaknya telah berkembang dengan pesat. Tentunya perkembangan ilmu pengetahuan ini membawa perubahan yang signifikan. Kompleksnya perubahan tersebut juga terjadi pada kebudayaannya. Hal iru dapat dilihat dengan munculnya berbagai ide-ide baru yang membawa implikasi menyeluruh terhadap tatanan sosial masyarakat[16].
       Gejala Renaissance baru dipelajari secara intensif oleh sejarawan Swiss, Jacob Burckhardt (1818-1897), dengan bukunya Die Cultur der Renaissance in Italien (1860). Dalam bukunya dia mendefinisikan tentang Renaissance sebagai gerakan yang mendapat dunia dan manusia yang sebenarnya, telah sampai kesegala pelosok dunia yang telah maju. Penelitiannya mengambil tempat di semenanjung Italia. Italia dijadikan barometer dimana kemajuan kota Italia mirip keadaanya dengan zaman Yunani. Perkembangan kota Italia terlihat dari berbagai aspek seperti kemajuan ekonomi yaitu dibidang perdagangan yang pesat. Disamping itu kemajuan ilmu pengetahuan pun mulai meningkat.
       Renaissance juga mempengaruhi cara berpikir orang pada saat itu. Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong seseorang untuk bersikap dan berpikir secara yaitu ingin mengarah pada pencapaian suatu hal (achievement). Ini berarti juga berpikir tuntas adalah suatu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan yang tidak sekedarnya saja. Sehingga mengalami perkembangan dengan pesat setelah Renaissance[17].
       Pemikiran mengenai alam pada jaman Renaissance menghasilkan tokoh-tokohnya yang terpenting di Italia dan Jerman. Leonardo Da Vinci telah sepenuhnya mengerti, bahwa alam hanya dapat diketahui melalui pengalaman dan bahwa bagi perusahaan ilmu alam, pengalaman harus ditimbulkan melalui eksperimen dan dikembangkan dengan menggunakan matematika. Da Vinci yang dengan tenang menerapkan metodenya yang menjauhi segenap filsafat alam spekulatif, mendahului Galilei dan baru dapat diimbangi oleh Galilei. Karena hasil karya Da Vinci tetap tidak dikenal, maka gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya tidak membawa pengaruh terhadap rekan-rekan sesamanya dan terhadap para pemikir di kemudia hari. Nicolaus Coper Nicus (Thorn, Polandia, 1473- Frauenburg, Prusia Timur, 1543), yang selama beberapa waktu menuntut pelajaran di Italia, mengemukakan pendapat bahwa bukannya matahari yang mengelilingi bumi, melainkan bumilah yang mengitari matahari. Secara demikian bukan hanya fisika Aristoteles yang digulingkan, melainkan sekaligus dipersiapkan suatu perubahan pemikiran mengenai hubungan antara manusia dengan alam semesta[18].
Kemajuan ilmu pengetahuan pada zaman Renaissance tidak lepas dari perubahan atau cara berpikir secara alamiah. Perkembangan ilmu ini sangat menekankan pada cara pada cara pendekatan baru yang mengguanakan model yang bersifat empiris. Perkembangan model ini menjadi sangat populer dan perkembangannya bertambah pesat. Diantara penemuan-penemuan pada zaman Renaissance, penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam merupakan penemuan paling utama yang membawa kesempatan bagi para ahli untuk mengembangkannya[19].
Beberapa orang mempelajari tanaman dan hewan. Lainnya meneliti astronomi dnan geologi. Terkadang, penemuan mereka menimbulkan konflik dengan gereja. Ketika Nicolas Copernicus ( 1473-1543) menyadari bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, ia tidak berani mempublikasikan pandangannya sampai ia berada di ranjang kematian. Ia mengkhawatirkan reaksi gereja yang tetap bersikeras bahwa bumi merupakan pusat alam semesta.
            Semangat penelitian dan ketertarikan atas masalah kemanusiaan baru ini akhirnya mendorong beberapa orang mempertanyakan kewenangan gereja. Para pemikir seperti jan Husdi Bohemia dan John Wycliffe di Inggris dengan berani mulai mempertanyakan dominasi gereja secara terbuka. Opini perorangan menjadi sangat penting. Para penguasa dan Gereja tidak dapat lagi berbuat sesukanya.
Tuntutan bagi perubahan menyebabkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan seni, bahkan mendorong beberapa orang berlayar untuk menjelajahi tempat yang belum dikenal. Universitas mendorong munculnya pemikiran baru. Uang dan perdagangan menjadi sangat penting. Makanan dan berbagai produk seperti kopi, tembakau, gula, kentang, porselen, dan katun dibawa ke Eropa dari Afrika, amerika, India dan Cina.
            Tidak lagi terikat pada tangah dan feodalisme, orang mulai semakin banyak berpergian. Banyak orang pindah ke kota untuk mengubah nasib. Eropa barat-laut semakin penting, kekuasaan perlahan beralih dari bansawan dan pejabat agama ke tangan para bangkir dan politisi. Perubahan ini menandaidimulainya dunia modern yang berkembang dengan cepat selama 400 tahun berikutnya.
a)      Tumbuhnya Negara Nasional
       Di Eropa negara nasional adalah negara yang diperintah oleh bangsa sendiri. Atas persamaan bahasa dan kebudayaan baru juga atas kesadaran nasional, maka terbentuklah negara nasional. Negara-negaa nasional yang pertama dibentuk serta mencapai kesatuan di Eropa.
1.      Spanyol
       Spanyol terbentuk sebagai negara nasional Spanyol sejalan dengan sentimen terhadap kekuasaan Islam di Spanyol  sejak 711 (abad ke-8) sampai 1492 (abad ke-15), yaitu Dinasty Umayah yang berpusat di Cordoba (disebut pula Khalifah Barat). Konsolidasi Spanyol tercapai pada 1469 setelah terjadi perkawinan antara Ratu Isabela dari kerajaan Kristen Castilia dengan Raja Ferdinand dari kerajaan Kristen Arragon. Pada 1492 kota Islam yang terakhir yaitu Granada berhasil direbut mereka. Kesatuan Spanyol pada waktu itu kurang utuh bila dibandingkan Prancis dan Inggris karena ada konflik ras, agama, bahasa, dan perasaan kebangsaan lokal[20].
2.      Portugis
       Para pelaut dan pedagang Portugis membuka jalan bagi penjajahan Eropa di seluruh dunia. Di masa puncaknya, imperium dagang mereka menyebar di berbagai penjuru.
       Orang Portugis adalah perintis penjajahan lat di Eropa. Mereka adalah bangsa bahari sejak lama, terbiasa dengan lautan luas. Henry sang navigator mulai melatih para pelaut sejak pertengahan abad ke-15. Ia mengirim sejumlah kapal untuk melayari pantai barat afrika. Ada laba yang dapat diraih dalam perdagangan barang-barang eksotis. Para pelaut Portugis, mencapai Hindia Timur (kini Indonesia) pada awal abad ke-16. Mereka mengikuti jalur perdagangan kaum muslim ke Maluku yang kaya akan rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh dan pala yang dibutuhkan orang Eropa, untuk menguasai perdagangan yang berharga ini, orang Portugis menaklukan Maluku dan merebur banyak pelabuhan terbaik di Samudra Hindia. Mereka juga mengunungi Cina. Karena para pedagang Portugis harus berlayar mengitari Afrika untuk pulang ke Lisbon, sejumlah benteng didirikan di sepanjang pantai Afrika untuk menyediakan perbekalan dan perlindungan bagi kapal-kapal Portugis[21].
       Negara nasional Portugis pada awalnya merupakan sub vasal dari kerajaan Leon Castilia ( Spanyol). Pada abad ke 14, tepatnya pada tahun 1385, tentara Portugis dibantu Inggris memerangi kerajaan Kastilia, dan Portugis memenangkannya sehingga kerajaan Kastilia tidak lagi berusaha menaklukan Portugis[22].
Dari Afrika, orang Portugis membeli emas dan budak untuk dipekerjakan di perkebunan gula yang baru didirikan, perkebunan pertama yang baru didirikan di pulau Sao Tome, Afrika. Ketika para budak disana memberontak pada tahun 1570-an, orang Portugis mendirikan perkebunan di Brazil, mereka telah menaklukan sebagian besar wilayah Brazil dan membawa budak Afrika untuk dipekerjakan disana. Keadaan inilah yang mengawali perdagangan budak trans-Atlantik.
            Pada masa puncaknya di abad ke-16, imperium Portugis tidak memilki tanah jajahan yang luas seperti yang dimiliki orang Spanyol. Namun, mereka memiliki berbagai pos perdagangan dan perkebunan yang strategis dan sangat berharga.[23]
3.      Inggris
Selama periode Tudor, Inggris menjadi semakin kuat dan besar, meninggalkan masa lalu dan pengaruh Roma, serta membentuk fondasi bagi masa depan imperium.
Tudor, satu keluarga Wales, berkuasa setelah terjadinya kekacauan akibat perang saudara yang berkepanjangan. Perang Mawar (1455-1485). Raja Tudor pertama Henry VII, melarang tentara pribadi serta membungkan para bangsawan yang menentangnya. Ia memperkuan dan memperkaya keluarga kerajjan serta Inggris. Pada tahun 1509, ketika Henry VIII muda menjadi raja. Inggris menjadi salah-satu kekuatan penting di Eropa, Henry menghabiskan waktu 15 tahun sebagai penguasa yang bergaya Renaisans yang suka bersenang-senang, sementara Thomas Wolsey mengelola pemerintahan, setelah berperang melawan Prancis dan Skotlandia pada tahun 1513, kemudian ahenry memutuskan hubungan dengan Roma. Ia mengangkat dirinya sebagai kepala Gereja di Inggris. Ia menutup biara . ia juga menjual tanah biara untuk mendanai perang dan pengeluaran lain[24].
Nasionalisme Inggris tumbuh sejalan dengan pertentangan antara kaum bangsawan (Inggris) dengan raja Inggris ( asal Prancis). Sehingga terjadi perang 100 tahun antara 1337-1453. Perang ini berakhir ketika lenyapnya daerah kekuasaan raja Inggris di Prancis. Era baru Inggris terjadi pada masa raja Henri VII tudor. Ia raja yang dapat memahami dan menghayati aspirasi rakyat Inggris. Keturunannya yaitu Henri VIII dan Elizabeth I yang kemudian membawa Inggris pada suatu kedudukan yang sama dengan negara Eropa lainnya. dalam perang armada 1588 melawan Spanyol, Inggris bersekutu dengan Belanda dan Inggris unggul sehingga sejak itu kekuasaan maritim Inggris terus berkembang[25].
4.      Prancis
       Sejak Lous IX dari Dinasti Capet pada abad ke 13 berhasil memperluas Royal Domein yang meliputi separuh wilayah Prancis, terbentuklah negara nasional Prancis. Namun, ada salah satu masalah yaitu pertikaian kuat dengan vasalnya yang merupakan raja Inggris dan yang telah menyebabkan terjadinya perang 100 tahun dengan Inggris. Kejadian ini menumbuhkan sentimen nasional di Prancis. Kematian seorang pahlawan wanita Prancis bernama Joan d’Arc (Jeanne d’Arc) pada 1431 telah menjadi pemersatu. Perang tersebut yang pada mulanya merupakan perang bercorak foedal berakhir menjadi perang nasional[26].
5.      Belanda
       Pada waktu itu Belanda meliputi Belanda bagian selatan ( Belgia ) dan Belanda bagian Utara ( Negeri Belanda sekarang). Kota-kota yang merdeka (city states) merupakan unit-unit politik yang independen meliputi 17 provinsi antara lai Antwerpen, Brussel, Rotterdam, Utrech dan seterusnya.
        Pada masa pemeritahan Philip II (1556-1598) yang menggantikan ayahnya yaitu Charles X Habsburg, Spanyol mengalami kejayaan dan wilayahnya mencapai Belanda dan Austria. Ia menganggap Belanda sebagai satelit Spanyol dan harus dimanfaatkan untuk kepentingan Spanyol. Dan Ia juga anti Protestan yaitu agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Belanda Utara. Maka timbulah pemberontakan tehadap kekeuasaan Spanyol pada tahun 1567, dan pada 1580 Spanyol menutup pelabuhan Lisabon bagi pedagang Belanda. Dampaknya, tahun1581 Belanda Utara memproklamirkan diri sebagai Republik, namun tidak diakui oleh Spanyol. Dan pada tahun 1648 Spanyol baru mengakui Republik Belanda[27].
6.      Italia, 1460-1530
            Florence, di Italia, merupakan salah satupusat ilmu pengetahuan dan kesenian Renaisans. Lorenzo de Medici menjadi penguasa kota itu bersama saudaranya, Giuliano, pada tahun 1469, mereka menjadi penyokong utama bagi banyak penulis, seniman, dan ilmuwan. Kota itu menjadi kaya berkat perdagangan. Penduduknya mengenakan pakaian indah dan jalan kota yang dipenuhi para pengrajin yang terampil.[28]
Selama periode ini, Italia terbagi atas sejumlah negara kecil yang memiliki banyak perbedaan. Beberapa negara bersikap progresif, sementara lainnya lebih konservatif.
            Banyak negara kota Italia, seperti florence, Venesia, dan Roma sebenarnya adalah kota yang sangat besar. Negara lainnya diperintah oleh para duke, seperti di Mantua, Milan, Urbino dan Ferrara. Kebanyakan negara ini diperintah oleh keluarga yang menjadi kaya karena perdagangan selama akhir abad pertengahan.
            Keluarga terkuat pada masa ini adalah de Madici dari Florence. Mereka memperleh kekayaan besar pada saat abad ke-14 melalui bidang perbankan dan peminjaman uang. Anggota keluarga de Madici yang terkenal adalah Lorenzo yang menjadi penguasa di Florence bersama saudaranya pada tahun 1469. Ia juga seorang negarawan dan bankir yang pandai serta paelindung para penulis, seniman filsuf dan ilmuwan. Ia berusaha keras mengangkat derajat keluarganya dan berhasil menjadikan anak keduanya sebagai paus. Di bawah pengaru Lorenzo, Florence menjadi salah satu kota paling indah dan makmur di Italia, serta pusat Renaisans. Lorenzo membantu membentuk bahasa Italia yang di gunakan di Forence menjadi bahasa di penjuru negeri itu. Keluarga terkenal lainnya adalah Borgia. Dua orang anggota keluarga ini menjadi paus. Salah satu diantaranya adalah Rodrigo, memiliki banyak anak tidak sah dan mengginginkan mereka semua menjadi orang kuat. Namun ketika ia wafat, kekuasaan keluarga itu runtuh.[29]
b)      Reformasi, 1520-1600
            Selama Reformasi, berkembang bentuk baru agama Kristen dengan banyak kelompok dan sekte baru. Keadaan ini memicu perpecahan sosial dan akhirnya peperangan di Eropa.
            Pada awal abad ke-16, berbagai ide baru Renaisans menyebabkan beberapa orang Roma. Cara orang pemimpin mengelola Gereja mendapat kritikan pedas. Para imam, biarawan, dan biarawati tidak hidup lagi dalam kemiskinan, selibat dan kesederhanaan. Paus dan Uskup lebih tertarik pada uang dan kekuasaan. Orang yang menginginkan pembaharuan dalam Gereja. Gerakan pembaharuan ini kemudian dikenal sebagai ‘’Reformasi’’. Gerakan ini sebernanya telah dimulai secara perlahan selama lebih dari 100 tahun sebelumnya. Namun, puncaknya terjadi pada tahun 1517. Saat itu, Martin Luther, seorang imam Jerman, memasang daftar 95 dalil di pintu Gereja di Wittenberg, yang isinya mengkritik peranan Gereja. Lautther, mengkritik penjualan indulgensi, yaitu penebusan dosa dapat dibeli dengan uang. Ia berharap dalil itu akan memacu debat yang sehat. Namun, ia dituduh sebagai bidaah (menentang ajaran Gereja). Luther dikucilkan dari Gereja katolik pada tahun 1521.
            Luther mendapatkan dukungan dari Jerman dan Swiss. Ia kemudian mendirikan Gereja sendiri, yaitu lautheran. Kelompok lainnya, seperti Quaker, Anabaptis, Mennonit dan Hussit Moravia, bertindak serupa. Setelah tahun 1529, semua aliran itu disebut dengan Gereja Protestan. Ulrich Zwingli memimpin Reformasi di Swiss. Pandanga yang lebih ekstrem menyebabkan pecahnya perang saudara yang menewaskan Zwingli sendiri. Zwingli diikuti oleh John Calvin yang memperoleh pengikt di Prancis, Jerman dan Belanda. Calvin melambangkan Reformasi di Swiss dan mempengaruhi John Knox untuk melakukan Reformasi di Skotlandia. Beberapa kelompok engumpulkan harta bendanya untuk mementuk komunitas, yang kemudian mengambil alih seluruh kota.
            Pada tahun 1522, Paus Adrianus VI mengakui bahwa ada banyak masalah dalam Gereja Katolik Roma. Namun, setelah kematiannya, tidak ada yang dilakukan hingga tahun 1534, ketika Paulus III menjadi Paus, ini adalah tahun ketika Henry VIII dari Inggris memisahkan diri dari Roma. Paulus kemudian mulai melakukan pembaharuan dalam Gereja yang dikenal sebagai gerakan Kontrareformasi. Ia mulai mendorong dengan pengajaran agama melalui sebuah ordo biarawan Itali yang disebut Kapusin. Enam tahun kemudian, ia menyeujui pendirian serikat Yesuit yang didirikan oleh Ignatius Loyola, guna menyebarkan agama Katolik. Ia juga manyelenggarakan  Konsili Trente pada tahun 1545 untuk menetapkan pembaharuan di Gereja lebih lanjut. Konsili Trente memutuskan untuk memperkuat kaul kemiskinan dan mendirikan lembaga pendidikan Gereja, seperti seminari, guna mendidik para biarawan, biarawati, dan imam. Semua ini mengarah pada kebangkitan kembali keyakinan Katolik dan perlawanan aktif terhadap kaum Protestan. Namun, perselisihan agama di Eropa berkembang menjadi masalah politik ketika Philip II dari Spanyol berusaha memulihkan agama Katolik di Inggris, Prancis dan Belanda dengan cara kekerasan. Para penguasa lainnya kemudian harus memutuskan berada di pihak mana. Perang saudara pecah di Prancis, sementara kaum Protestan di Belanda memberontak melawan kekuasaan Sanyol, akhirnya pecah perang tiga puluh tahun pada tahun 1618.[30]
c)      Kerajaan Songhai, 1460-1603
            Songhai menggantikan dan memperluas negara Mali. Sebelumnya, Mali telah menggantikan Ghana sebagai bangsa penguasa perdagangan emas di Afrika Barat.
Ketika bangsa Eropa tiba di Afrika pada era 1460-an, benua ini terdiri atas banyak negara dan kerajaan. Tradisi mengatakan bahwa Songhai didirikan pada abad ke-7 oleh seorang Berber Kristen bernama al-Yaman di tepi Sungai Niger. Pada tahun 1200, para penguasa ini pindah ke Gao, lebih ke arah hilir Sungai Niger, dimana mereka memeluk agama Islam. Songhai menjadi bagian Mali pada tahun 1325 setelah Gao direbut oleh Mansa Musa, kaisar muslim dari Mali. Pada tahun 1464, Sonni Ali memerdekakan Songhai kembali dan memperluas wilayah dengan mengambil alih Mali. Termasuk Timbuktu dan Jenne, Songhai menjadi makmur dan kuat serta menguasai bagian bara Afrika. Soni Ali adalah pimpinan keras, menindas banyak orang. Ia meninggal tenggelam pada tahun 1492. Pada tahun 1493, Askia Mohammed I mendirikan sebuah dinasti baru. Di bawah kepemimpinannya, Songhai menjadi besar, berdagang emas dengan orang arab, kemudian dengan orang Portugis. Askia adalah penguasa yang baik, menghormati agama lain, dan membangun kembali masyarakat Songhai. Timbuktu menjadi pusat pendidikan internasional. 
            Pada tahun 1529, Askia Mohammed I digulingkan oleh anaknya, yang kemudian diikuti oleh serangkaian pemerintahan yang lemah dan korup. Songhai melemah, dan akhirnya jatuh ditangan Maroko pada tahun 1591. Songhai bukanlah satu-satunya negara di Afrika barat. Sebelah timur terdapat Kanem-Borno, sebuah kerajaan Afrrika yang berkembang disekitar danau Chad. Kerajaan ini menjadi pusat peradaban Muslim pada abad ke-11. Puncak kejayaan  terbentuk pada masa pemerintahan Idris Aloma yang berkuasa antara tahun 1571 dan 1603.[31]
a)      Dinasti Safavid Persia, 1500-1722
             Pada awal abad ke-16, persia memperoleh kembali kemerdekaannya di bawah Dinasti Safavid. Persia menjadi salah satu kebudayaan maju di dunia.
            Orang Persia mengalami kejayaan dalam imperium Abbasiyah sejak tahun 642, kemudian pada masa pemerintahan bangsa Seljuk dan Ilkhan Mongol. Menyusul satu masa kekacauan, Dinasti Safavid berkuasa setelah merebut kota Tabriz pada tahun 1501, dan memerdekakan Persia. Pemimpin mereka adalah Ismail I, yang menobatkan diri sebagai shah atau penguasa. Nama Safavid berasal dari nama leluhur Ismail, Safi od-Din, seorang sufi yang hidup sekitar tahun 1300. Sejak tahun 1508, Ismail menguasai seluruh Persia dan sebagian besar Mesopotamia. Ismail menjadikan Islam Syiah sebagai agama negara. Perbedaan ajaran dan perselisihan wilayah menimbulkan serangkaian perang agama yangberkepanjangan antara Syiah Safavid dan kaum Sunn Ottoman, perang dimulai ketika Sultan Ottoman, Selim I menyerbu Persia barat. Di bawah Dinasti Safavid, orang persia mengrmbangkan identitanya sendiri setelah berabad-abad dikuasai oleh bangsa asing. Pemerintahan dinasti kuat ini berlangsung selama 200 tahun. Safavid Persia terus ditekan oleh orang Ottoman dari barat dan suku-suku Turki dari timur, hingga pemerintahan Abbas I berhasil membuat perdamaian dan menciptakan pembaharuan kebudayaan di Persia. Setelah kematiannya pada tahun 1628, sejumlah penguasa yang lemah menggantikan Abbas I. Akhirnya, Dinasti Safavid disingkirkan oleh para penyerbu Afgan pada tahun 1722.[32]
E.     Perkembangan Pengetahuan Pada Zaman Renaissance
       Proses perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia di dunia ini tidaklah selalu berjalan dengan serentak atau dalam satu garis yang sama. Kebudayaan tersebut akan berkembang sesuai dengan arah dan mentalitas pendukung kebudayaan tersebut menerima hal-hal baru, untuk kemajuannya. Kebudayaan berubah atau berkembang secara lambat dari tingkat yang sederhana menuju lebih tinggi dan komplek atau sering disebut berevolusi. Begitu pula yang terjadi di Eropa, dimana mengalami suatu proses perkembangan kebudayaan yang berjalan secara perlahan dan tentunya disetiap zamannya memiliki pola-pola tertentu yang digunakan lebih dominan sebagai ciri atau tanda pada setiap zaman, sebagai ciri kemajuannya[33].
            Pada pengaruh kedua abad ke-15, para pelaut dan alhi navigasi Eropa merencanakan berbagai perjalanan ke tempat jauh, melewati batas dunia yang mereka kenal. Dorongan untuk melakukan penjelajahan sebagian ditimbulkan oleh ketertarikan baru terhadap dunia yang dimotori oleh gerakan Renaisans. Namun maksud utama penjajahan adalah menghindari dunia Islam guna membangun jalur perdagangan baru dengan India dan Timur jauh, sumber rempah-rempah dan barang mewah lainnya. Hingga jatuhnya Kekaisaran Bizantium pada tahun 1453, rempah-rempah dibawa lewat darat menuju Konstantinopel, kemudian diangkut melalui Laut Mediterania ke berbagai negara Eropa. Sekalipun mahal, rempah-rempah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Pada waktu itu, belum ada alat pendingin sehingga satu-satunya untuk mengawetkan daging adalah dengan menggunakan garam. Rempah-rempah mengurangi rasa asin atau menutupi rasa daging yang tidak enak karena proses pengawetan dengan garam.
            Ketika menjelajahi pantai barat Afrika pada era 1460-an, orang portugis mendirikan pelabuhan dan benteng, berdagang emas, gading, dan perak dengan orang Afrika. Perlahan mereka berlayar ke selatan. Bartholemeus Dias mencapai ujung selatan Afrika pada tahun 1488. Sembilan tahun kemudian, Dias membantu rencana Vasco da Gama untuk melakukan pelayaran memutari Tabjung Harapan ke Calicut di India.
            Vasco da Gama diikuti oleh Padro Cabral yang kembali dari India dengan membawa lada. Ini mendorong para navigator lainnya untuk berlayar lebih ke timur. Pada tahun 1517. Orang Portugis mencapai Cina dan hampir 30 tahun kemudian mereka tiba di Jepang. Orang Portugis bukan hanya terdorong oleh motivasi mencari keuntungan dagang tetapi juga oleh keinginan untuk menyebarkan agama Kristen kepada bangsa-bangsa Asia.
             Sementara orang Portugis berlayar ke timur, orang Spanyol berlayar ke barat. Colombus menemukan Hindia Barat  pada tahun 1492. Amerigo Vespucci mencapai Amerika Selatan pada tahun 1499. Dalam pelayaran yang kedua pada tahun 1501, ia menyadari bahwa ia telah menemukan benua baru. Pada tahun 1497, John Cabot, seorang Vevesia yang di sponsori oleh Inggris, menemukan  Newfoundlan di Kanada. Pada tahun 1535, Jacques Cartier berlayar menelusuri sungai St. Lawrence, dan mengklaim daerah itu milik Prancis. Ferdinand Magellan mengitari amerika Selatan pada tahun 1519 dan menyebrangi Pasifik. Ia terbunuh di Filiphina, tetapi beberapa orang awaknya kembali ke Spanyol pada tahun 1522, mereka adalah para penjelajah pertama yang berlayar mengelilingi dunia.[34]
F.      Perkembangan dalam Bidang Arsitektur
       Seni arsitektur pada zaman Renaissance berjaya pada abad ke 15-17 dengan memiliki ciri khas arsitektur bentuk denahnya yang sangat terikat oleh dalil-dali yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja. Disatu pihak, ketaatan pada dalil ini mencerminkan perlakuan yang diberlakukan pada arsitektur yaitu, arsitektur yang ditangani dengan menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional.
       Dengan perhitungan dan pertimbangan struktur/konstruksi bangunan, jarak antarkolom dapat dibuat sebesar a meter. Akan tetapi, karena jarak a meter dengan tinggi kolom yang b meter tidak mendapatkan kesesuaian dengan dalil yang menunjuk pada perbandingan 2b=3a, diantara kedua kolom itu dimunculkanlah rupa yang tak jauh berada dari rupa kolom (dinamakan pilaster) sehingga nisbah (rasio) 2b:3a dapat dipenuhi. Secara ringkas dalam masa Renaissance ini terjalin kesatuan gerak dalam berarsitektur, yakni kesatuan gerak nalar dan kesatuan gerak rasa.
       Pada masa ini pula arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretasi) dengan menggunakan nalar (dimatematikkan) dengan tetap mempertahankan rupa pokok Yunani (pedimen dan pilar atau kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang), serta Romawi (bangun dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi dinding pemikul).
       Setelah 1600-an, arsitektur Renaissance mulai meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo dianggap sebagai bentuk budaya dari zaman Renaissance. Contoh dari aliran Barok adalah bangunan Gereja St. Peter di Roma[35].
       Kemudian berkembang media cetak yang dimanfaatkan oleh kegiatan keagamaan di Eropa. Dengan ini buku-buku agama berkembang dengan pesat. Efek dari banyaknya buku literatur Gereja yang dikembangkan keluar, termasuk buku-buku tentang pengetahuan budaya Romawi pada masa lampau (yang menjadi titik pusat perhatian pada masa itu, karena dianggap dapat menjawab permasalahan). Dan dengan perkembangan ini, berkembanglah babak baru untuk intelektualitas masyarakat serta pembaharuan dalam pola pikir.
       Giotto adalah seniman Renaissance dari Firenze yang pertama kali menguasai penggunaan perspektif meekanis, pemakaian bentuk anatomi manusia, serta eksperimen  tentang “chiaroscuro” yaitu suatu cara melukis bayangan dengan maksud memberikan ketajaman pad bentuk-bentuk yang terkena bayangan. Hal ini merupakan unsur pokok bagi pelukis masa Renaissance pada awalnya. Dengan demikian lukisan yang dihasilkan lebih mendekati objektivitas dan lebih realistis.
       Selanjutnya “asas prespektif mekanis” ditemukan oleh arsitek Brunelledchi, yang menemukan prinsip-prinsipnya pada waktu ia menelaah proporsi bangunan Romawi Kuno. Penemuan prinsip ini sangat mengairahkan seniman sezamannya.
       Prinsip keindahan dan konsep desain arsitektur yang dijadikan sebagai dasar acuan bagi arsitek Renaissance adalah sebagai berikut:
·         Order atau keteraturan berarti keteraturan dalam memilih komponen, konsisten dalam skala, logika hubungan antarkomponen, dan modul.
·         Eurithmy adalah keindahan dan keserasian antar komponen arsitektur yang akhirnya membentuk kesatuan arsitektonis dan proporsi yang indah serta sesuai antara dimensi lebar, tinggi, dan kedalam ruang.
·         Symmetri adalah keseimbangan antar bagian bangunan.
·         Propriety adalah keterpaduan antara gaya atau prinsip bentuk tertentu yang menjadikan bangunan memiliki sosok arsitektur yang sesuai dan konsisten.
·         Economy menunjukan manajemen pelaksanaan yang baik dan biaya yang masuk akal[36].
G.    Perkembangan Sains
       Masa awal zaman Renaissance ilmu dan seni sangat bercampur. Metode ilmiah baru dikembangkan sebagai konstribusi besar dalam bidang astronomi, fisika, biologi dan anatomi serta sebuah peran pembedahan, observasi dan mekanistik melihat anatomi dalam ilmu pengetahuan.
       Perkembangan yang paling baik adalah mesin cetak, yang membantu mengedarkan ide-ide Renaissance. Menurut Francis Bacon, mesin cetak adalah salah satu dari tiga penemuan yang mengubah dunia, sesuatu yang baru yang tidak dikenal oleh orang-orang kuno. Penemuan dunia baru dan mempublikasikannya ke seantero Eropa hanya dalam beberapa bulan. Prestasi yang mengagumkan yang jarang disemai bahkan pada masa kini. Mesin cetak menghasilkan akurasi yang lebih besar menjamin ketelitian baru di dalam keilmiahan tekstual. 
H.    Tokoh-Tokoh Pada Zaman Renaissance
       Pada masa ini muncul tokoh-tokoh Renaissance diantaranya sebagai berikut:
a.       Dante Alighiere (1265-1321)
       Dante lahir pada 21 Mei 1265 di Firenze. Dia berasal dari keluarga kaya raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze. Dia ingin negaranya lebih mereda dari pengaruh tiga kerajaan besar yaitu Kepausan, Spanyol dan Prancis. Dia mulai menjadi pengkritik dan penentang moral kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya dia tumpahkan dalam sebuah buku berjudul De Monarchia ( On Monarchy ) yang berarti kedudukan dan kebebasan Sri Paus sebagai pemimpin spiritusl tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia ( kerajaan kepausan ) yang otoriter.
       Hasil karya Dante antara lain adalah La Vita Nuova (The New Life) berisi tentang gambaran cinta manusia. Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di Revanna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan dalam perjalanan dari alam dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga fase yaitu Inferno (neraka), purgatoria ( pembersih jiwa), dan paradiso (surga)[37].
b.      Giovani Boccacio (1313-1375)
       Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia, pada tahun 1313 dari seorang pedagang yang berasal dari Firnze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti Thebaid dan Aenid, prosa seperti “Ameto”, puisi seperti “Amoroso Visione” dan “Ninfale Fiesolan”. Puncak karyanya Decamerome, karya sastra lainya De Geneologis Deorum Gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun dalam 15 jilid[38].
c.       Francesco Petrarca (1304-1374)
       Tokoh ini lahir pada 20 Juli 1304 di Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengalami hal-hal yang serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapanya pada alam dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama “Ikaros”.
d.      Lorenzo Valla (1405-1457)
       Tokoh  ini lahir di Roma pada 1405 dari keluarga ahli hukum. Salah satu ungkapanya yang terkenal adalah “mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan dalam jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan tertinggi dan pahala tertinggi”. Hasil karyanya antara lain adalah De Volupte ( kesenangan) yang terbit pada tahun1440, yang berisi kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan jiwa.
       Bukunya yang berjudul De Libero Erbitrio (keinginan bebas) mengatakan individualitas manusia[39] berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya kebebasan sehingga kehendak awal sang pencipta tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahnya. Bukunya yang berjudul De Falso Credita et Ementita Constantini Donation Eclamation berisi tentanng donasi hadiah kepada Sri Paus oleh kaisar Constantinus adalah palsu, sebabdari sudut bahasa donasi itu jelas bukan gaya bahasa abad ke 4 melainkan abad ke 8.
e.       Desiderius Erasmus (1466-1536)
       Desiderius lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibunya bernama Margaret. Setelah lulus dari sekolah atas, Ia melanjutkan ke biara Agustin di Styn hingga menjadi pastor kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil karnyanya dikelompokan menjadi tiga sebagai berikut:
1.      Kelompok karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap segala kelemahan penyakit korup, munafik yang melanda masyarakat. Seperti Praise of Folly (1509)
2.      Kelompok karya bernada satiris berupa pesan moral yang diharapkan dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum katolik, seperti buku yang berjudul Handbook of a Christian Knight (1501), The Complaint of Peace (1517).
3.      Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci perjanjian baru berdasarkan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the New Testament (1505), The Prince of the Christian Humanist[40]s.
f.       Niccolo Machiavelli (1469-1527)
       Filsuf politik Italia ini lahir pada 1469 di Florence, Italia. Ayahnya seorang ahli hukum. Pada usia 29 tahun dia memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama 14 tahun setelah itu Ia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat pada berbagai misi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Prancis, Jerman, dan didalam negeri Italia.
       Hasil karyanya yang paling masyhur adalah The Prince (Sang Pangeran) ditulis 1513, dan The Discourses upon the Fist Ten Book of Titus Livius (pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya lainya adalah The Art of War (seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola ( suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan yang paling mudah dibaca dari semua tulisan filosofis. Machiavelli meninggal dunia pada 1527 pada umur 58 tahun.
g.      Leonardo Da Vinci (1452-1519)
       Leonardo Da Vinci lahir di Vinci provinsi Firenze, Italia 15 April 1452, dan meninggal di Clos Luce, Prancis 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun. Dia adalah seorang arsitek, musisi, penulis, pemtung, dan penulis pada zaman Renaissance Italia. Ia digabarkan sebagai arketipe “manusia Renaissance” dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti “Jamuan Terakhir” (The Last Super) dan “Mona Lisa”. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya,sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan tehnik sipil bahkan juga kuliner[41].
h.      Francis Bacon (1561-1626)
       Merupakan ahli politik dan filsafat bangsa Inggris. Menurut pandangannya, pengetahuan itu tidak ada secara a priori di benak kita, melainkan diperoleh melalui pengalaman (empiris). Kekacawan dalam ilmu disebabkan manusia terlalu mendewa-dewakan kekuatan berpikir (rasio) dan melupakan alam. Ia pertama kali menyadari ahwa ilmu alam dan filsafat dapat merubah dunia dan sangat efektif menganjurkan menyelidikan ilmiah, pengetahuan adala kekuasaan.
        Karyanya dalam bidang filsafat yaitu buku yang berjudul Novum Organum (sarana-sarana baru) atau New Instrument. Ini berbeda dengan karya yang ditulis oleh Aritoteles yang bersifat logika. Untuk mencari kebenaran menurut Bacon tidak hanya secara deduktif atau menetapkan dengan silogisme (dari umum ke khusus), tetapi melalui peninjauan yang sistematis dan penelitian, sehingga dapat dirumuskan suatu hasil kesimpulan (induksi).
i.        Nicolaus Copernicus (1473-1543)
       Ia adalah seorang pendeta yang mencetuskan teori Heliocentris yang menentang kebijakan Gereja dalam paham filsafat ptolemaeus yang mengatakan bahwa bumi sebagai pusat tata surya. Pahamnya dibungkam oleh pihak Gereja tetapi dia tida dihukum karena dia merupakan seorang pendeta. Pihak Gereja hanya melarang bukunya yang berjudul De Revolutionibus tersebar dan mengategorikannya dalam buku-buku terlarang.
j.        Johanes Kepler (1571-1630)
       Dia mengatakan tiga macam hukum gerak bagi planet-planet, yaitu pertama, planet-planet bergerak dengan membuat lingkaran panjang, dengan matahari sebagai salah satu titik api atau fokusnya. Kedua, garis yang menghubungkan pusat planet dengan matahari dalam waktu yang sama akan membentuk bidang yang sama luasnya. Ketiga, kuadrat periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga dari rata-rata jaraknya terhadap matahari[42].
k.      Galileo Galilei (1564-1642)
       Ia adalah seorang penemu besar ilmu pengetahuan tentang akselarasi yaitu perubahan kecepatan serta penepatan hukum benda jatuh. Galilei membuat sebuah teleskop yang dipakai untuk menjelajahi jagat raya. Penemuan Galilei ini menggoncangkan Gereja dan menuntut supaya Galilei menarik kembali ajarannya itu. Hal ini terjadi pada 1616 secara tersembunyi dan pada 1632 secara terbuka[43].





AUFKLARUNG
       Pada abad ke 17 Eropa telah banyak menyimpang dari apa yang kita sebut sebagai pola umum. Tetapi ada perbedaan historis antara yang terjadi di Eropa pad abad ke 17 dengan yang terjadi di wilayah Asia pada abad ke 19 dan 20 sebagai dunia barat atau semangat barat. Perbedaan itu disebabkan adanya peristiwa pada abad ke 18 yang kita anggap sebagai dasar peradaban barat khususnya Eropa pada abad ke 19. Dalam abad  ke 19 kekuasaan Eropa di Asia telah menjadi sangat besar. Hingga bisa dikatakan bahwa Asia terpaksa mengambil dasar-dasar dari peradaban Eropa. Sebab jika tidak Asia akan mengalami bencana besar atau ketertinggalan. Perkembangan Eropa memberikan pengaruh terhadap daerah-daerah lain.
       Peristiwa yang terjadi pada abad ke 18 itu adalah Aufklarung, Revolusi Industri, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis dll. Dalam hal ini kita akan membahas peristiwa pertama yaitu Aufklarung, yaitu suatu gerakan yag sangat mendalam. Kata Aufklarung bisa ita cari dari masa sebelumnya. Yaitu pencerahan, menimbang dan mensiasati hubungan manusia dengan ukuran akal budi dan pengalaman yang jujur dan bebas.
       Dalam perkembangan sejarah Eropa pada abad ke 18 melahirkan Aufklarung di negara-negara Barat yaitu diantaranya Inggris, Prancis dan Belanda. Abad ke 18 adalah zaman dimana kemakmuran selalu meningkat, terutama pada masyarakat kota, kekayaan berarti kekuasaan. Jadi tidak herean jika golongan bourgeoisie (golongan ketiga bagi orang-orang Prancis) memiliki pengaruh yang besar. Mereka orang-orang yang masyhur tidak akan puas jika belum mendapatkan gelar yang diperolehnya sebagai kurnia Raja atau dengan membeli tanah dari para bangsawan[44].
       Kepastian yang kian tumbuh pada masyarakat serta ilmu pengetahuan yang kian mempengaruhi pemikiran yang sangat penting sehingga menyebabkan timbulnya paham kemajuan. Hal itu terjadi lambat laun, sampai akhirnya paham ini yang memotori terjadinya revolusioner. Karena hal ini pula timbulah kesadaran bahwa pada peradban masa itu bisa melebihi peradaban yang terkenal tinggi yaitu peradaban Yunani dan Romawi.
       Aufklarung dan Optimimisme dalam lapangan kebudayaan abad ke 18 adalah peristiwa yang meliputi golongan atas saja. Karena banyak golongan-golongan kecil yang masih dalam keadaan suram. Begitu juga yang terjadi di Eropa bagian timur termasuk Rusia. Seperti yang telah disebutkan bahwa peristiwa ini semata-mata menguntugkan golongan Bourgeoisie.
       Salah satu hal yang mendukung kemakmuran itu ialah perdagangan dengan benua-benua lain. Ada kalanya mereka melakukan perdagangan seperti perampokan, mereka mempekerjakan hamba sahaya. Mereka sangat menggantungkan lapangan ekonomi pada orang yang tidak memiliki daya untuk melakukan organisasi. Pada masa revolusi industri bisa kita lihat bagaimana kemakmuran bangsa Eropa dengan memiliki tanah jajahan[45].
       Negara Pencetak Aufklarung
a.       Jerman
       Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu bermusuhan  sikap­nya terhadap agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha menyerang dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, serta menggantinya dengan agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat pantheistic, akan tetapi semuanya itu berjalan tanpa “perang’ terbuka. Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang bercita-­cita untuk mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu menjadi suatu kesusilaan yang berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas menampakkan perhatian kepada perasaan.
       Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi oleh gerakan rohani di Inggris dan di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa filsafat Jerman tidak berdiri sendiri. Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff (1632-1694), Christian Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin yang sebenarnya di bidang filsafat adalah Christian Wolff (1679- 1754). la mengusahakan agar filsafat menjadi suatu ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas dengan bukti-bukti yang kuat. Penting sekali baginya adalah susunan sistem filsafat yang bersifat didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang tegas. Dialah yang menciptakan pengistilahan filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Karena pekerjaannya itu filsafat menarik perhatian umum. Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. Dalam bagian-bagian yang kecil memang terdapat penyimpangan-penyimpangan dari Leibniz[46].
b.      Inggris
       Di Inggris filsafat Pencerahan dikemukakan oleh ahli-ahli pikir yang bermacam-macam keyakinannya. Kebanyakan ahli pikir yang seorang lepas daripada yang lain, kecuali tentunya beberapa aliran pokok. Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, yaitu suatu aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri dengan gagasan Eduard Herbert yang dapat disebut pemberi alas ajaran agama alamiah. Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama. Juga agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala skeptisisme di bidang agama ia bermaksud sekuat mungkin meneguhkan kebenaran-kebenaran dasar alamiah dari agama. Dasar pengetahuan di bidang agama adalah beberapa pengertian umum yang pasti bagi semua orang dan secara langsung tampak jelas karena naluri alamiah, yang mendahului segala pengalaman dalam pemikiran akal. Ukuran kebenaran dan kepastiannya adalah persetujuan umum segala manusia, karena kesamaan akalnya. Isi pengetahuan itu mengenai soal agama dan kesusilaan.
       Inilah asas-asas pertama yang harus dijabarkan oleh akal manusia sehingga tersusunlah agama alamiah, yang berisi:
·         bahwa ada Tokoh yang Tertinggi
·         bahwa manusia harus berbakti kepada Tokoh yang Tertinggi itu
·         bahwa bagian pokok kebaktian ini adalah kebajikan dan kesalehan
·         bahwa manusia karena tabiatnya benci terhadap dosa dan yakin bahwa tiap pelanggaran kesusilaan harus disesali
·         bahwa kebaikan dan keadilan Allah SWT. memberikan pahala dan hukuman kepada manusia di dalam hidup ini dan di akhirat.
       Menurut Herbert, di dalam segala agama yang positif terdapat kebenaran-kebenaran pokok dari agama alamiah. Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 pandangan Herbert ini dikembangkan lebih lanjut, baik yang mengenai unsur-unsurnya yang negatif maupun unsur-unsurnya yang positif[47].
c.       Perancis
       Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris. Para pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes, dll) telah dilupakan dan tidak dihargai lagi. Sekarang yang menjadi guru mereka adalah John Locke dan Sir Isaac Newton. Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada masa tersebut  adalah: Di Inggris para filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran mereka dikenal oleh umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak semula diberikan dalam bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat ditangkap oleh golongan yang lebih luas , yang tidak begitu terpelajar seperti para filsuf. Hal ini menjadikan keyakinan baru itu memasuki pandaangan umum. Demikianlah di Perancis filsafat lebih eras dihubungkan dengan hidup politik, sosial dan kebudayaan pada waktu itu. Karena sifatnya yang populer itu maka filsafat di Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam.
       Agama Kristen  diserang secara keras sekali dengan memakai senjata yang diberikan oleh Deisme. Sama halnya dengan di Inggris demikian juga di Perancis terdapat bermacam-macam aliran: ada golongan Ensiklopedi, yang menyusun ilmu pengetahuan dalam bentuk Ensiklopedi, dan ada golongan materialis, yang meneruskan asas mekanisme menjadi materialisme semata-mata.
       Diantara tokoh yang menjadi sentral pembicaraan disini adalah Voltaire (1694-1778), Pada tahun 1726 ia mengungsi ke Inggris. Di situ ia berkenalan dengan teori-teori Locke dan Newton. Apa yang telah diterimanya dari kedua tokoh ini ialah: a) sampai di mana jangkauan akal manusia, dan b) di mana letak batas-batas akal manusia. Berdasarkan kedua hal itu ia membicarakan soal-soal agama alamiah dan etika. Maksud tujuannya tidak lain ialah mengusahakan agar hidup kemasyarakatan zamannya itu sesuai dengan tuntutan akal. Mengenai jiwa dikatakan, bahwa kita tidak mempunyai gagasan tentang jiwa (pengaruh Locke).Yang kita amati hanyalah gejala-gejala psikis. Pengetahuan kita tidak sampai kepada adanya suatu substansi jiwa yang berdiri sendiri. Oleh karena agama dipandang sebagai terbatas kepada beberapa perintah kesusilaan, maka ia menentang segala dogma, dan menentang agama.
       Di Perancis pada era pencerahan ini juga ada Jean Jacques Rousseau(1712-1778), yang telah memberikan penutupan yang sistematis bagi cita-cita pencerahan di Perancis. Sebenarnya ia menentang Pencerahan, yang menurut dia, menyebarkan kesenian dan ilmu pengetahuan yang umum, tanpa disertai penilaian yang baik, dengan terlalu percaya kepada pembaharuan umat manusia melalui pengetahuan dan keadaban. Sebenarnya Rousseau adalah seorang filsuf yang bukan menekankan kepada akal, melainkan kepada perasaan dan subjektivitas. Akan tetapi di dalam menghambakan diri kepada perasaan itu akalnya yang tajam dipergunakan. Mengenai agama Rousseau berpendapat, bahwa agama adalah urusan pribadi. Agama tidak boleh mengasingkan orang dari hidup bermasyara­kat.
       Kesalahan agama Kristen ialah bahwa agama ini mematahkan kesatu­an masyarakat. Akan tetapi agama memang diperlukan oleh masyarakat. Akibat keadaan ini ialah, bahwa masyarakat membebankan kebenaran­-kebenaran keagamaan, yang pengakuannva secara lahir perlu bagi hidup kemasyarakatan, kepada para anggotanya sebagai suatu undang-undang, yaitu tentang adanya Allah serta penyelenggaraannya terhadap dunia, tentang penghukuman di akhirat, dsb. Pengakuan secara lahiriah terhadap agama memang perlu bagi masyarakat, tetapi pengakuan batiniah tidak boleh dituntut oleh negara.
       Pandangan Rousseau mengenai pendidikan berhubungan erat dengan ajarannya tentang negara dan masyarakat. Menurut dia, pendidikan bertugas untuk membebaskan anak dari pengaruh kebudayaan dan untuk memberi kesempatan kepada anak mengembangkan kebaikannya sendiri yang alamiah. Segala sesuatu yang dapat merugikan perkembangan anak yang alamiah harus dijauhkan dari anak. Di dalam pendidikan tidak boleh ada pengertian “kekuasaan” yang memberi perintah dan yang harus ditaati. Anak harus diserahkan kepada dirinya sendiri. Hanya dengan cara demi­kian ada jaminan bagi pembentukan yang diinginkan. Juga pendidikan agama yang secara positif tidak boleh diadakan. Anak harus memilih Sendiri keyakinan apa yang akan diikutinya. Bagi seorang muslim, paham seperti ini tentu sangat menyesatkan.Harun Hadiwijono berkesimpulan bahwa Pencerahan di Perancis memberikan senjata rohani kepada revolusi Perancis[48].

DAFTAR PUSTAKA
Hardiman,Budi.2011.Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Dari             Machiavelli sampai Nietzsche).Jakarta:Erlangga
Jujun S. Suriasumantri. 1986. Filsafat Ilmu: Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.
            2009.Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Jakarta: PT. Lentera Abadi.
Romein, M, Diterjemahkan kedalah Bahasa Indonesia oleh Noer Toegiman.1956.Aera       Eropa: Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum.Jogjakarta:            Ganaco n.v.
Djaja, Wahjudi.1999.Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.Ombak.
Hakim, Atang Abdul, Saebani, Bani Ahmad. 2008. Filsafat Umum. Bandung. Pustaka      Setia.
Delfgaauw, Bernard. 1992. Sejarah Singkat Filsafat Barat. Banten: Tiara Wacana Jogja.




[1] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 64
[2] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 65
[3] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 66-67
[4] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 68
[5] Atang Abdul Hakim dan Bani Ahmad Saebani. Filsafat Umum. (Bandung:Pustak Setia 2008). Hal. 339-340

[6] Prof. Dr. J. M. Romein, diterjemahkan oleh Noer Toegiman, Aera Eropa: Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum, hal 65
[7]Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 69
[8] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 70
[9] Prof. Dr. J. M. Romein, diterjemahkan oleh Noer Toegiman, Aera Eropa: Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum, hal 71
[10] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 71
[11] Prof. Dr. J. M. Romein, diterjemahkan oleh Noer Toegiman, Aera Eropa: Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum, hal 72
[12] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 202
[13] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 72
[14] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 74
[15] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 76
[16] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal79
[17] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 80-81
[18] Bernard Delfgaauw.Sejarah Ringkas Filsafat Barat. (Banten: Tiara Wancana Jogya 1992). Hal. 104
[19] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 81
[20] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal.77
[21] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 208
[22] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 77
[23] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 210-213
[24] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 214
[25] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 78
[26] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 78
[27] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 78
[28] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 203
[29] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 204-205
[30] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 213-215
[31] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 208
[32] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 209
[33] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal. 79
[34] Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, hlm 206-207
[35] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal 87
[36] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal.90
[37] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal.82
[38] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal.82
[39] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal. 83
[40] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal.84
[41] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal. 85
[42] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal. 86
[43] Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern , hal.87
[44] Prof. Dr. J. M. Romein, diterjemahkan oleh Noer Toegiman, Aera Eropa: Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum, hal 106-108
[45] Prof. Dr. J. M. Romein, diterjemahkan oleh Noer Toegiman, Aera Eropa: Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum, hal 109
[46] Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Pengantar Populer. Hal.60
[47].Budi Hardiman.Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Dari Machiavelli sampai Nietzsche).hal 79
[48]Budi Hardiman.Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Dari Machiavelli sampai Nietzsche). Hal. 81

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi novel TENTANG KAMU Tere LIye

Judul               : Tentang Kamu Penulis             : Tere Liye Tebal               : vi+524 halaman Penerbit           : Republika Tahun Terbit    : 2017 Cetakan           : ke-7             Tere Liye merupakan seorang novelis terkenal di Indonesia, novel yang diterbitkan selalu menjadi best seller dan tidak mengecewakan. Novel Tentang Kamu salah satu novel tere liye dari 28 karyanya yang juga best seller, sayangnya, walaupun novel-novelnya best seller Tere Liye memberhentikan penerbitannya karena pajak penulis yang tinggi, tapi tenang bagi penikmat tulisan-tulisan Tere Liye kita masih bisa mendapatkannya lewat e-book.             Novel Tentang kamu menceritakan seorang  pengacara asal Indonesia yang bekerja di Thompson & Co bernama Zaman yang kemudian mendapatkan tugas untuk mencari ahli waris dari seorang perempuan bernama Sri Ningsih yang memiliki jumlah warisan yang sangat banyak. Untuk menyelesaikan kasus ini zaman harus menelusuri kehidupan Sri Ningsih

Resensi Buku "RENTANG KISAH" Gita Savitri Devi

Judul Buku      : Rentang Kisah Penulis             : Gita Savitri Devi Tebal Buku      : 207 Penerbit           : Gagas Media Tahun Terbit    : 2017 Gita Savitri Devi adalah seorang vloger yang banyak diidolakan oleh remaja Indonesia karena isi vlognya yang banyak menginspirasi, keluesannya berbicara di depan kamera dan juga karena konten-kontennya yang banyak mengkritik keadaan Indonesia menjadikannya mendapatkan tempat dihati masyarakat. Seorang lulusan Kimia Murni di Freie Universitat Berlin ini merasa risih melihat aktivitas media sosial pemuda Indonesia yang isinya kurang berfaedah, dia berusaha merubah hal tersebut dengan menjadikan media sosial untuk hal-hal yang positif. Selain aktif sebagai youtuber Gita yang masih betah tinggal di Jerman ini juga aktif menulis di blog. Buku Rentang Kisah adalah buku pertamanya, buku ini menceritakan perjalanan hidupnya dari mulai SMA hingga sekarang. Diawal bab, diceritakan bagaimana Gita di SMA dan juga hubungannya dengan s

Resensi Buku SECANGKIR KOPI JON PAKIR - Emha Ainun Nadjib

Judul               : Secangkir Kopi Jon Pakir Penulis             : Emha Ainun Nadjib Tebal               : 348 halaman Penerbit           : PT Mizan Pustaka Tahun Terbit    : 2016 Cetakan           : ke- 2 Buku Secangkir Kopi Jon Pakir jika dibaca sekilas kata Pakir ini seperti kata Parkir alhasil aku pertamanya berpikir kalau buku ini menceritakan tentang si Jon yang mungkin seorang tukang parkir. Namun setelah membaca isinya, ternyata nama pakir itu berasal dari bahasa arab yaitu Fakir yang menyesuaikan lidah orang Jawa. Buku ini merupakan buku yang dicetak ulang, cetakan pertamanya yaitu pada tahun 1992. Buku ini menceritakan kondisi sosial masyarakat pada masa itu yang dikemas dengan apik oleh Cak Nun (sapaan untuk Emha Ainun Nadjib). Dalam buku ini Cak Nun menamai dirinya sebagai Jon Pakir yang mengkritisi peristiwa yang terjadi disekitarnya. Secangkir Kopi yang disajikan disini bukanlah berupa air kopi tapi merupakan hidangan yang sangat bergizi untuk otak