Langsung ke konten utama

Resensi Novel Sangkakala di Langit Andalusia -- Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

  Judul               : Sangakala di Langit Andalusia Penulis              : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal                : xii+472 hlm Penerbit            : Republika Tahun Terbit     : 2 022 Cetakan            : ke- 1   Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat   yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se

Curhat Kepada Rasulallah

YA RASULALLAH
Sudah sekitar 14 abad yang lalu kau meninggalkan kami, wahai Rasul. Kami umatmu di zaman millenium yang terpaut jarak  berabad-abad dengan kehidupanmu. Kami juga hidup di negeri yang jauh dari negeri kelahiranmu. Meski kami tak pernah hidup sejaman denganmu wahai Rasul, meski kau mungkin tak pernah menginjakan kakimu di negeri tropis ini. Tapi aku bersyukur, kehadiranmu, jejakmu, kami bisa merasakan itu. Sungguh mulia orang-orang yang telah membawa agamamu hingga ke negeri ini, tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Orang bilang rindu akan hadir jika ada pertemuan, tapi itu tidak berlaku antara umatmu dan dirimu, bagaimana mungkin kita umatmu di akhir zaman ini tak pernah sekalipun bertemu denganmu tapi sungguh menyimpan rindu padamu, ya Rasulallah. Malam ini adalah paringatan kelahiranmu, disini di negeri yang jauh dari tanah kelahiranmu kami memperingati itu, gema sholawat terdengar di masjid-masjid syahdu sekali.
Ya Rasullah andai kau menyaksikan kondisi kami saat ini, menyedihkan sekali. Kau benar, umat Islam akan terpecah menjadi 70 golongan mungkin saat ini lebih. Ya Rasullah sedih sekali umat Islam saat ini, mereka sibuk berperang saudara, saling menyalahkan, merasa golongan paling benar dan menyalahkan golongan lainnya, tidak sadar bahwa disana musuhnya sedang bertepuk tangan melihat kita semakin lemah, semakin mudah dihancurkan.
Ya Rasulallah, maafkan kali ini aku mengeluhakan semua ini. Ya Rasulallah kami rindu padamu, Ya Rasulallah, Ya Habiballah, Ya Nabiyallah.

Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu
Wahai Rasul salam sejahtera untukmu
Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu
Dan sholawat (rohmat) Allah untukmu

Bulan Purnama telah terbit menyinari kami
Pudarlah purnama-purnama lainnya
Belum pernah aku melihat keelokan sepertimu
Wahai orang yang berwajah riang
Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama
Engkau cahaya di atas cahaya

Engkau bagai emas murni yang mahal harganya
Engkaulah pelita hati
Wahai kekasihku, wahai Muhammad
Wahai Pengantin dari Timur dan Barat

Wahai Nabi yang di kuatkan (dengan Wahyu)
Wahai Nabi yang diagungkan

Wahai Imam dua arah kiblat.

siapapun yang melihat wajahmu pasti bahagia
wahai orang yang mulia kedua orang tuanya
telagamu jernih dan dingin
yang kami akan datangi kelak di hari qiyamat
*******

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi novel TENTANG KAMU Tere LIye

Judul               : Tentang Kamu Penulis             : Tere Liye Tebal               : vi+524 halaman Penerbit           : Republika Tahun Terbit    : 2017 Cetakan           : ke-7             Tere Liye merupakan seorang novelis terkenal di Indonesia, novel yang diterbitkan selalu menjadi best seller dan tidak mengecewakan. Novel Tentang Kamu salah satu novel tere liye dari 28 karyanya yang juga best seller, sayangnya, walaupun novel-novelnya best seller Tere Liye memberhentikan penerbitannya karena pajak penulis yang tinggi, tapi tenang bagi penikmat tulisan-tulisan Tere Liye kita masih bisa mendapatkannya lewat e-book.             Novel Tentang kamu menceritakan seorang  pengacara asal Indonesia yang bekerja di Thompson & Co bernama Zaman yang kemudian mendapatkan tugas untuk mencari ahli waris dari seorang perempuan bernama Sri Ningsih yang memiliki jumlah warisan yang sangat banyak. Untuk menyelesaikan kasus ini zaman harus menelusuri kehidupan Sri Ningsih

Resensi Buku "RENTANG KISAH" Gita Savitri Devi

Judul Buku      : Rentang Kisah Penulis             : Gita Savitri Devi Tebal Buku      : 207 Penerbit           : Gagas Media Tahun Terbit    : 2017 Gita Savitri Devi adalah seorang vloger yang banyak diidolakan oleh remaja Indonesia karena isi vlognya yang banyak menginspirasi, keluesannya berbicara di depan kamera dan juga karena konten-kontennya yang banyak mengkritik keadaan Indonesia menjadikannya mendapatkan tempat dihati masyarakat. Seorang lulusan Kimia Murni di Freie Universitat Berlin ini merasa risih melihat aktivitas media sosial pemuda Indonesia yang isinya kurang berfaedah, dia berusaha merubah hal tersebut dengan menjadikan media sosial untuk hal-hal yang positif. Selain aktif sebagai youtuber Gita yang masih betah tinggal di Jerman ini juga aktif menulis di blog. Buku Rentang Kisah adalah buku pertamanya, buku ini menceritakan perjalanan hidupnya dari mulai SMA hingga sekarang. Diawal bab, diceritakan bagaimana Gita di SMA dan juga hubungannya dengan s

Resensi Buku SECANGKIR KOPI JON PAKIR - Emha Ainun Nadjib

Judul               : Secangkir Kopi Jon Pakir Penulis             : Emha Ainun Nadjib Tebal               : 348 halaman Penerbit           : PT Mizan Pustaka Tahun Terbit    : 2016 Cetakan           : ke- 2 Buku Secangkir Kopi Jon Pakir jika dibaca sekilas kata Pakir ini seperti kata Parkir alhasil aku pertamanya berpikir kalau buku ini menceritakan tentang si Jon yang mungkin seorang tukang parkir. Namun setelah membaca isinya, ternyata nama pakir itu berasal dari bahasa arab yaitu Fakir yang menyesuaikan lidah orang Jawa. Buku ini merupakan buku yang dicetak ulang, cetakan pertamanya yaitu pada tahun 1992. Buku ini menceritakan kondisi sosial masyarakat pada masa itu yang dikemas dengan apik oleh Cak Nun (sapaan untuk Emha Ainun Nadjib). Dalam buku ini Cak Nun menamai dirinya sebagai Jon Pakir yang mengkritisi peristiwa yang terjadi disekitarnya. Secangkir Kopi yang disajikan disini bukanlah berupa air kopi tapi merupakan hidangan yang sangat bergizi untuk otak