Judul : Sangakala di Langit Andalusia Penulis : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal : xii+472 hlm Penerbit : Republika Tahun Terbit : 2 022 Cetakan : ke- 1 Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se
Ketika aku jenuh sekali dengan situasi aku yang sudah berhari-hari
libur kuliah dan hanya mengurung diri di kamar, akhirnya aku memutuskan untuk
pergi jalan-jalan, tak ada tujuan pasti aku mau jalan ke mana, aku hanya pergi
ke alun-alun selanjutnya mau kemana aku belum tau, apakah aku mau ke Taman
Balai Kota kah atau ke museum kah atau pulang lagi. Akhirnya setelah sampai di
alun-alun aku memutuskan untuk pergi ke Museum Asia-Afrika sekalian bikin video
aja pikirku, kan lumayan ada pendidikannya. Akhirnya aku jalan ke museum,
karena hari itu hari sabtu jadi lumayan rame. Di sepanjang jalan menuju museum
banyak banget badut-badut gitu dan juga banyak banget hantu-hantuan, perasaan
dulu gak sebanyak itu hantu-hantunya.
Setelah masuk kemudian ngisi daftar hadir dan aku asik video-video
sambil menjelasan so so’an vloger gitu, hha. Sampai akhirnya ada yang
menghampiri.
“Mba video yah” Tanya
security tersebut
“iya pak” jawabku tanpa dosa
“gak boleh mbak, disini gak boleh di video kan masuknya gratis jadi
mba harus bisa jaga privasi yah” jelasnya. Dan aku hanya bisa bilang ohh iya
pak maaf, padahal dalam hati duhh sayang banget, tapi kalau foto boleh. Alhasil
aku bingung.
Jadi, Museum Asia-Afrika ini gratis untuk umum dan buka dari hari
Selasa-Minggu, Senin tutup. Museum ini merupakan dokumentasi peristiwa
Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan 18-24 April 1955, di dalamnya tentu
saja berisi dokumentasi dari peristiwa tersebut. Ada yang berupa gambar dan
juga benda, terdapat banyak gambar pada saat konferensi Asia-Afrika dan juga
para delegasi yang hadir. Terdapat kurang lebih 29 negara yang hadir dari
wilayah Asia-Afrika.
Di museum ini juga terdapat dokumentasi konferensi Colombo dan juga
Konferensi Bogor yang dilaksanakan sebelumnya, juga Konferensi Islam Asia-Afrika
yang dilaksanakan 6 Maret 1965. Terdapat juga semacam informasi dalam bentuk
digital mengenai sejarah Indonesia dan dan negara lain, kita tinggal memilih
negara mana yang ingin kita ketahui. Terdapat juga koleksi buku-buku yang
membahas konferensi tersebut dan juga koran dari berbagai negara.
Ketika kita berjalan keluar kita akan menumukan ruangan tempat
konferen berlangsung, ruangan itu masih sama dengan ruangan yang dipakai pada
saat konferensi 1955, terdapat banyak kursi dan bendera-bendera negara yang
mengikuti konferensi Asia-Afrika. Dibawah ini beberapa foto yang aku ambil di
museum tersebut.
Museum ini tidak membosankan dan untuk museum yang gratis ini udah
keren banget, kita bisa mendapatkan banyak hal dengan berkunjung ke museum, mendapatkan
pengalaman, mendapatkan pengetahuan dan kita bisa tahu sejarah negara kita
bahkan negara lain. Jadi tempat ini bisa buat rekomendasi untuk mengisi weekend
kita.
Komentar
Posting Komentar