Judul : Sangakala di Langit Andalusia Penulis : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal : xii+472 hlm Penerbit : Republika Tahun Terbit : 2 022 Cetakan : ke- 1 Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se
Judul :
Negeri Senja
Penulis :
Seno Gumira Ajidarma
Tebal :
xx + 242 hlm
Penerbit :
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun Terbit : 2017
Cetakan :
ke-3
Ini
kali pertama aku baca bukunya Seno Gumira Ajidarma, jika dilihat dari covernya
buku ini terlihat menarik dengan sinopsis di cover belakang buku yang menambah
penasaran. Tapi, jangan melihat buku dari covernya.
Buku
ini menceritakan seorang pengembara yang telah melewati beberapa negeri sampai
akhirnya tiba di Negeri Senja, yang selalu berada dalam keadaan senja karena
matahari tak pernah terbenam. Semua terlihat serba keemasan tersinari senja
yang tak pernah padam, tak ada siang, tak ada malam yang ada hanyalah senja. Pemandangan
senja memang selalu memikat, tapi tidak selalu begitu di Negeri Senja, yang
selalu dalam keadaan senja. Terdapat kehidupan yang penuh dengan rahasia,
kekuasaan Tirana yang tak ingin mendapatkan pelawanan walaupun hanya melalui pikiran,
yang sampai akhirnya menimbulkan pembantaian, melenyapkan Negeri Senja.
Kisah
dalam buku ini sangat unik dan fantasi karena di bukunya sendiri diceritakan
bahwa konon dan memang hanya konon, Negeri Senja itu sendiri seperti ada tapi
tidak ada. Tapi, aku banyak mengernyitkan dahi ketika membaca buku ini. Dibalik
kisahnya yang memang fantasi tetapi juga sulit dimengerti, karena aku cenderung
menyukai kisah yang nyata. Selain itu banyak hal yang aku tidak tahu alasannya,
seperti kenapa Tirana memimpin dengan kepemimpinan yang demikian membatasi
pengetahuan, kenapa kotak itu dititipka kepada si pengembara dan tidak boleh
dibawa ke luar Negeri Senja karena kotak itu sangat penting tapi tidak
disebutkan kenapa kotak itu sangat penting. Siapa itu Alina, siapa Maneka dan
juga Tirana tidak ku ketahui sampai akhir.
Bahasanya
cukup mudah untuk dipahami, tapi jalan ceritanya membingungkan. Ditambah dengan
sedikit sekali dialog dalam buku ini yang kadang membuat jenuh. Biasannya dalam
sebuah novel itu didominasi dengan dialog tapi beda halnya dengan buku ini yang
mungkin dapat di hitung dengan jari. Mungkin karena buku ini menggunakan sudut
pandang orang pertama yang merupakan musafir di Negeri Senja.
Namun,
dibalik semua itu banyak hal yang bisa kita ambil dari buku ini, misalkan
mengenai hubungan Istana Pasir dengan Kuil matahari sebagai tempat keagamaan,
disini disebutkan bahwa kekuasaan akan seimbang jika diimbangi dengan agama. Dan
juga mengenai cinta “mereka yang dikuasai cinta akan lebih mudah menderita
daripada mereka yang menguasainya”hlm 176, Dan juga hal lainnya. Dalam buku
ini juga terdapat sketsa tokoh yang diceritakan, sehingga ada gambaran
bagaimana orang-orang Negeri Senja tersebut.
Jika
penasaran bagaimana kehidupan Negeri Senja, yang selalu berada dalam keadaan
senja karena matahari tidak pernah terbenam, dan ingin berpetualang dengan
kekuasaan Tirana yang tidak ingin mendapatkan perlawanan walaupun hanya melalui
pikiran, langsung saja baca buku Negeri Senja karya Seno Gumira Ajidarma.
Komentar
Posting Komentar