Judul : Sangakala di Langit Andalusia Penulis : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra Tebal : xii+472 hlm Penerbit : Republika Tahun Terbit : 2 022 Cetakan : ke- 1 Membaca novel ini membawa kita untuk kembali mengingat masa keruntuhan kerajaan Islam di Andalusia atau Spanyol. Penyampaian kalimat demi kalimatnya membuat kita merasakan bagaimana bergejolaknya suasana saat itu. Saat Andalusia beralih kekuasaan dan umat Islam harus berjuang bertahan hidup dan mempertahankan tauhid mereka. Novel ini mengisahkan perjuangan Rammar Ibnu Baqar. Seorang hafidz Qur’an terakhir di Andalusia yang harus memecahkan teka-teki cincin sebuah nubuat yang bisa menyelamatkan umat Islam dari penguasa Andalusia saat itu. Perjalanan yang sangat berat dihadapi dengan kehilangan orang-orang yang di cintai satu persatu. Tidak mudah mengahadapi musuh apalagi dia adalah orang yang pernah ada di dekat kita. Kisahnya se
A.
Latar Belakang
Setiap Negara pasti memiliki sejarah, begitu pula dengan Sumeria
yang sekarang menjadi Negara Irak, namun, tidak banyak orang yang mengetahui
tentang sejarah tersebut bahkan tidak sedikit pula orang yang tidak mengetahui sejarah
bangsanya sendiri.
Sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami kawasan Mesopotamia,
sehingga bangsa sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli mesopotamia,
merupakan salah satu peradaban kuno di Timur Tengah. Daerah Mesopotamia sendiri
meliputi Negara Irak pada masa sekarang, wilayah ini dibagi kedalam dua bagian
yaitu Mesopotamia bagian atas dan Mesopotamia bagian bawah atau Babilonia,
secara geografis Mesopotamia merupakan wilayah yang terletak antara dua sungai
yaitu sungai Tigris dan Eufrat.
Daerah di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya
melengkung seperti bulan sabit sehingga sejarawan dari Amerika yaitu Brested
menyebutnya dengan ungkapan “The Fertille Crescent Moon” ( daerah bulat
sabit yang subur) sedangkan sejarawan Yunani Kuno bernama Herodotu menyebut
Mesopotamia sebagai “Tanah Surga yang Cantik Jelita”.
Dalam makalah ini akan dibahas bagaiman peradaban bangsa sumeria
dengam tujuh unsur kebudayaan, yaitu dari segi bahasa, kepercayaan, sistem
pemerintahan, perekonomian, pengetahuan, seni, dan juga sistem sosial yang ada
pada Bangsa Sumeria
B.
Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana Awal Mula Peradaban Bangsa Sumeria?.
2.
Bagaimana Kehidupan Sosial Bangsa Sumeria.?
3.
Bagaimana Sistem Pemerintahan Bangsa Sumeria.?
4.
Apa Bahasa yang Ada pada Bangsa Sumeria?
5.
Bagaimana Kebudayaan Bangsa Sumeria?
6.
Bagaimana Kehidupan Perekonomian Bangsa Sumeria?
7.
Bagaimana Sistem Kepercayaan Bangsa Sumera?
8.
Bagaimana Pengetahuan Bangsa Sumeria?
9.
Apakah Penyebab Kehancuran Bangsa Sumeria?
10.
Apa Sajakah Peninggalan Bangsa Sumeria?
C.
Tujuan Pembahasan.
1.
Menjelaskan Awal Mula Peradaban Bangsa Sumeria.
2.
Menjelaskan Kehidupan Sosial Bangsa Sumeria.
3.
Menjelaskan Sistem Pemerintahan Bangsa Sumeria.
4.
Menjelaskan Bahasa yang Digunakan Bangsa Sumeria.
5.
Menjelankan Kebudayaan Bangsa Sumeria.
6.
Menjelaskan Kehidupan Perekonomian Bangsa Sumeria.
7.
Menjelaskan Sistem Kepercayaan Bangsa Sumeria.
8.
Menjelaskan Pengetahuan Bangsa Sumeria.
9.
Menjelaskan Penyebab Kehancuran Bangsa Sumeria
10.
Menjelaskan Peninggalan Bangsa Sumeria.
A.
Awal Mula Peradaban Bangsa Sumeria.
Disebutkan sekitar pada 6000 atau 7000 SM sudah ada
komunitas-komunitas semiberadab hampir setingkat dengan peradaban Peru. Mereka
terlihat di berbagai wilayah subur di Asia dan di Lembah Sungai Nil. Pada masa
itu Persia dan Turkistan (Turki) barat dan Arabia selatan lebih subur daripada
yang sekarang. Dan di wilayah ini pula terdapat jejak-jejak komunitas-komunitas
yang sangat awal. Akan tetapi, di wilayah Mesopotamia yang lebih bawah serta di
Mesir, di sanalah munculnya pertama kali kota-kota, kuil-kuil, irigasi
sistematis, dan bukti-bukti adanya organisasi sosial yang tinggi melampaui kota
kecil desa berbarik. Pada masa-masa itu, Eufrat dan Tigris mengalir dengan
muara yang terpisah ke teluk Persia. Di negeri yang berada di antara kedua
sungai itulah orang-orang Sumeria membangun kota-kota mereka yang pertama.
Kira-kira pada waktu yang sama, karena kronologinya masih kabur, sejarah mesir
yang besar sedang dimulai.[1]
Jika
kita kembali ke peta kita dan mengikuti gabungan Tigris dan Efrat dari Teluk
Persia ke tempat ini aliran bersejarah menyimpang (di Kurna modern), dan
kemudian ikuti Efrat ke arah barat, kita akan menemukan, utara dan selatan itu,
kota-kota terkubur kuno Sumeria: Eridu (sekarang Abu Shahrein), Ur (sekarang
Mukayyar), Uruk (Erech Alkitab, sekarang Warka), Larsa (Alkitab Elasar,
sekarang Senkereh), Lagash (sekarang Shippurla), Nippur (Niffer) dan Nisin. Dan
jika kita ikuti Efrat barat laut ke Babel, setelah kota paling terkenal dari
Mesopotamia (tanah "antara sungai-sungai") mengamati,
langsung timur dari Kish, situs budaya tertua yang dikenal di wilayah ini kemudian
melewati beberapa enam puluh mil lebih jauh ke Efrat sampai Agade, modal, pada
zaman dahulu, Kerajaan Akkad. Sejarah awal Mesopotamia adalah salah satu
aspek perjuangan orang-orang non-Semit Sumeria untuk menjaga independensi
mereka terhadap ekspansi dan terobosan dari Semit dari Kish dan Agade dan
pusat-pusat lainnya di utara. Di tengah perjuangan mereka saham ini
bervariasi secara tidak sadar, mungkin enggan bekerja sama untuk menghasilkan
peradaban yang luas pertama yang diketahui sejarah dan salah satu yang paling
kreatif dan unik.
Meskipun
banyak penelitian kita tidak bisa mengatakan dari mana asal Bangsa Sumeria yang
juga dengan rute apa rute mereka memasuki Sumeria. Mungkin
mereka datang dari Asia Tengah, atau Kaukasus, atau Armenia, dan bergerak
melalui Mesopotamia utara menyusuri Efrat dan Tigris sepanjang yang pada Ashur
bukti budaya keberadaan mereka awal telah ditemukan mungkin
karena legenda mengatakan mereka berlayar di dari Teluk Persia dari Mesir atau
di tempat lain, dan perlahan-lahan membuat jalan mereka di atas sungai besar, mungkin
mereka datang dari Susa, antara yang relik adalah kepala aspal menanggung semua
karakteristik dari jenis Sumeria bahkan
mungkin mereka remote asal Mongolia, karena ada banyak bahasa mereka yang
menyerupai pidato Mongol. Kami tidak tahu pasti, sekali lagi sumber mengenai
kronologi dari Bangsa Semeria masih kabur karena faktor waktu dan yang lainnya.
Sisa-sisa
menunjukkan mereka sebagai orang pendek dan gempal dengan tinggi lurus hidung
non-Semit, sedikit surut dahi dan mata miring ke bawah. Banyak
memakai jenggot ada yang dicukur bersih, sebagian besar dari mereka mencukur
bibir atas. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari
bulu dan tenun halus wol, perempuan terbungkus pakaian dari bahu kiri
mengikatkan di pinggang dan meninggalkan setengah bagian atas tubuh telanjang. Kemudian
gaun pria merangkak naik menuju leher dengan kemajuan peradaban, tetapi pelayan
pria dan wanita sementara berada di dalam ruangan, terus pakaian telanjang dari
kepala sampai pinggang. Kepala biasanya ditutupi dengan topi, dan kaki
yang bersepatu dengan sandal, wanita memiliki sepatu dari kulit yang lembut
smpai ke tumit dan dilengkapi seperti gelang,
kalung, cincin pada jari mereka dan anting-anting untuk wanita Sumeria.
Ketika
peradaban mereka sudah sekitar 2300 SM para penyair dan sarjana dari Sumeria
mencoba untuk merekonstruksi sejarah kuno. Para
penyair menulis legenda penciptaan, surga primitif dan banjir yang mengerikan
yang melanda dan menghancurkan, itu karena dosa raja kuno. Banjir
ini diturunkan ke tradisi Babel dan Ibrani, dan menjadi bagian dari keyakinan
Kristen. Pada tahun 1929 Profesor Woolley, menggali
reruntuhan Ur, ditemukan pada kedalaman yang cukup dalam lapisan delapan kaki
lumpur dan tanah liat ini, jika kita ingin percaya padanya diendapkan
selama overflow bencana Efrat, yang berlama-lama dalam memori kemudian sebagai
air bah. Di bawah lapisan itu adalah sisa-sisa budaya
prediluvian yang kemudian akan digambarkan oleh penyair sebagai Golden Age[2].
Pada awalnya, kota-kota yang ada pada Bangsa Sumeria tersebut
merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut negara kota.
Kemudian terjadilah peperangan diantara kota-kota tersebut dan yang kalah akan
jadi bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem
pemerintahan kerajaan.
Sebenarnya, bangsa ini tidak disebut scara gamblang dalam Al-Qur’an
sebagaimana kaum Saba’ dan Tsamud. Namun, sepak terjangnya bisa disimak pada
kisah Nabi Nuh AS dengan di dukung penelitian para ahli tentang kehebatan
bangsa yang dilanda banjir besar kala itu.
Pada tahun 1922 sampai 1934, Leonard Woolley dari The British
Museum, Inggris, dan University of Pensylvania, Amerika, memimpin sebuah
penggalian arkeologis di tengah padang pasir antara Baghdad dan teluk Persia.
Di tempat yang diperkirakan dulunya pernah berdiri sebuah kota bernama Ur,
mereka melakukan penggalian. Dari lapisan pertama kerak bumi hingga lima meter
ke bawah terdapat sebuah lapisan tanah yang berisi berbagai benda yang terbuat
dari perunggu dan perak. Ini benda-benda peninggalan bangsa Sumeria. Mereka
bangsa yang telah dapat membuat benda dari logam. Di bawah lapisan pertama itu mereka
menemukan sebuah lapisan kedua berisi deposit pasir dan tanah liat setebal 2,5
meter. Pada lapisan itu masih terdapat sisa-sisa hewan laut berukuran kecil.
Yang mengejutkan, di bawah lapisan pasir dan tanah liat itu
terdapat lapisn ketiga berisi benda-benda rumah tangga yang terbuat dari
tembikar. Tembikar itu di buat oleh tangan manusia, tidak ditemukan benda logam
satupun di lapisan itu. Diperkirakan, benda-benda tersebut peninggalan
masyarakat Sumeria Kuno yang hidup di Zaman Batu. Menurut perkiraan para ahli,
lapisan kedua itu adalah endapan lumpur akibat banjir yang terjadi pada zaman
Nabi Nuh.
Banjir itu telah menenggelamkan masyarakat Sumeria Kuno, yang
kemungkinan besar mereka adalah kaum Nabi Nuh. Lalu lumpur yang terbawa itu
menimbun sisa peradaban masyarakat tersebut. Berabad-abad, atau puluhan abad
kemudian setelah banjir berlalu, barulah hadir kembali masyarakat baru di atas
lapisan kedua itu, yakni masyarakat Sumeria baru, peradabannya jauh lebih maju daripada masyarakat Zaman
Batu yang tertimbun lumpur itu.
Peradaban bangsa ini terbagi dua, peradaban sebelum banjir besar,
atau disebut juga Sumeria Kuno, dan pascabanjir besar, Sumeria Baru. Bangsa
Sumeria hidup di lembah Mesopotamia. Mereka menggantungkan pola hidupnya dengan
mengolah tanah-tanah pertanian. Bangsa Sumeria adalah bangsa bangsa yang
pertama kali membangun sebuah peradaban besar di muka bumi ini.
Kota yang paling dikenal adalah Ur, Uruk, atau Uratu. Di samping
kota Ur dikenal pula kota-kota kuno lainnya yang dibangun bangsa Sumeria,
seperti Erech, Shuruppak, dan Kish. Bangsa inilah yang pertama kali
memperkenalkan kuil-kuil atau candi yang dinamakan ziggurat sebagai tempat
ibadah dan persembahan kepada dewa-dewinya. Dewa-dewi itu digambarkan dalam
bentuk patung yang besar[3].
B.
Kehidupan Sosial.
Selama lima atau enam abad pertama dalam sejarah peradaban Sumeria,
negara-negara kota mucul berdampingan tanpa saling bersatu. Hal ini terjadi
mengingat masih sangat luasnya teritori rawa dan masih sedikitnya jumlah penduduk
yang ada. Sehingga setiap kelompok penduduk dapat mengolah dan menikmati
kekayaan rawa dengan tidak terhingga[4].
Kehidupan sehari-hari di kota pertama negeri-negeri dunia lama
tentunya mirip, baik di Mesir maupun Sumeria. Kecuali untuk keledai dan sapi
yang ada di jalan-jalan, kehidupan mereka berbeda dengan kehidupan di kota Maya
di Amerika pada kurun waktu tiga atau empat ribu tahun belakangan. Sebagian
besar orang dalam sehari-hari berada di masa damai yang sibuk dengan irigasi
dan bercocok tanam, kecuali pada hari-hari perayaan keagamaan. Mereka tidak
punya uang dan tidak membutuhkanya. Mereka sesekali melakukan perdagangan
dengan cara barter. Hanya para pangeran dan penguasa yang mempunyai harta milik
yang lebih banyak, dimana menggunakan batangan emas, perak dan batu-batu mulia
untuk perdagangan. Kuil mendominasi kehidupan. Di Sumeria kuil adalah sebuah
bangunan besar yang menjulang tinggi dan dapat dinaiki sampai ke atapnya,
disini lah tempat untuk mengamati bintang-bintang. Sedangkan di Mesir, kuil
adalah bangunan yang sangat besar yang hanya mempunyai tingkat dasar. Di
Sumeria penguasa imam adalah mahluk teragung yang paling megah. Namun di Mesir,
ada seorang yang lebih tinggi diatas kaum pendeta, dianggap sebagai perwujudan yang
hidup dari dewa utama negeri itu, sang Firaun, raja dewa.
Pada masa itu, hanya terjadi sedikit perubahan di dunia, hari-hari
manusia cerah, melelahkan dan konvesional. Hanya sedikit orang asing yang
datang ke negeri itu dan mereka pergi dengan tidak nyaman. Kaum imam
mengarahkan kehidupan menurut aturan-aturan dari zaman dahulu kala. Mereka
mengamati bintang-bintang untuk mengetahui masa benih dan menandai
pertanda-pertanda penguburan, serta menafsirkan peringatan dari mimpi. Manusia
bekerja, bercinta dan mati, bukan tak bahagia, lupa akan masa silam biadab ras
mereka tak peduli pada masa depan[5].
Seiring perkembangan jumlah penduduk masalah pun mulai bermunculan.
Momentum politik penting terjadi ketika domain negara-negara kota lokal yang
semakin luas mengeliminasi zona-zona rawa yang mengisolasi dan menjadi saling
bertetangga secara langsung. Kesempurnaan kemenangan teknologi manusia atas
alam di Sumeria pada kenyataannya menimbulkan masalah politik dalam hubungan
sesama manusia. Negara-negara kota terus bertahan, setelah menjadi saling
bertetangga, masing-masing mempertahankan independensi kedaulatan lokalnya
sendiri. Pada fase ini, produktifitas tanah genting Tigris Eufrat begitu luar
biasa, sehingga sebagian hasilnya dapat menghidupi anggota perusahaan disebuah
negara kota Sumeria scara mewah.
Sekitar paro milinium ketiga SM, ciri yang menonjol bukanlah
terpeliharanya status istimewa perusahaan di setiap negara kota, tetapi
perseteruan antar negara kota. Dari relief dasar yang menggambarkan Raja
Eannatum di lagash sedang merayakan kemenangannya atas tetangganya, Umma,
menunukan bahwa sebelumnya peperangan antar negara di Sumeria telah menjadi
sangat terorganisir dan proposional. Pasukan Raja Eannatum tidak hanya
dilengkapi dengan helm-helm dari logam yang mahal dan tameng-tameng yang
memadai, tetapi mereka juga dilatih scara baik untuk menyerang musuh dalam
formasi ruas jari.pangkal pertikaian antara Lagash dan Umma pada masa Eannatum
adalah kepemilikan sebuah kapal di perbatasan antara dua negara tersebut, yang
dapat menghasilkan tanah produktif di tengahnya yang bergantung pada irigssi
dan drainase dari kanal yang diperebutkan tersebut[6].
Setelah Umma, Negara kota bangsa Sumeria yang berkuasa berikutnya
adalah Urukagania. Urukagania menguasai bukan hanya Lagash tapi juga seluruh
negara kota Sumeria. Selanjutnya ia meluaskan kerajaannya melampaui batas-batas
Sumeria hingga kerajaan ini membentang dari laut ke laut, yaitu dari ujung
kepala teluk Persia sampai pantai Mediterrania di Syiria bagian utara[7].
C.
Sistem Pemerintahan.
Sistem pemerintahan Bangsa Sumeria pada waktu itu adalah kerajaan,
pada saat itu Sumeria dikuasai oleh Akkadia dan kemudian Gutia, memang masing-masing
kota, asalkan bisa mempertahankan kemerdekaannya dan memanjakan diri pada
seorang Raja. Itu memanggilnya patesi, atau imam-raja, yang menunjukkan bahwa pemerintah terikat dengan
agama. Pada 2800 SM pertumbuhan perdagangan membuat separatisme kota seperti
mustahil, dan menghasilkan "kerajaan" di mana beberapa kepribadian
mendominasi menundukkan kota dan patesis mereka untuk kekuasaannya, dan
menjadikan mereka ke dalam satu kesatuan ekonomi dan politik. Lalim itu tinggal dalam suasana
Renaissance kekerasan dan ketakutan setiap saat ia mungkin dikirim oleh
metode yang sama yang telah mengamankan dirinya pada takhta. Dia diam di istana tidak dapat
diakses, yang dua pintu masuk yang sangat sempit untuk mengakui hanya satu
orang pada satu waktu ke relung kanan dan kiri yang dari mana penjaga rahasia bisa
memeriksa setiap pengunjung, atau menerkam kepadanya dengan belati. Candi Bahkan merupakan tempat pribadi
raja, tersembunyi di istananya, sehingga ia bisa melaksanakan kewajiban
agamanya tanpa paparan, atau mengabaikan mereka menarik perhatian.[8]
Setelah sempat dikuasai oleh Akkadia lalu Gutia, peradaban Sumeria
bangkit kembali dibawah pemerintahan Urnammu. Di bawah pemerintahannya,
kota-kota sumeria disatukan, tetapi, hal tersebut tidak dalam kejayaannya dan tidak
bertahan lama atau hanya bertahan 100 tahun. Bangsa Elam menyerang dan
menguasai kota-kota sumeria. Meskipun demikian, bangsa yang menguasai kawasan
itu tetap melanjutkan peradaban sumeria.
D.
Bahasa.
Bahasa sumeria adalah bahasa yang digunakan di Mesopotamia selatan
dari abab ke-4 SM. Bahasa ini kemudian digantikan oleh bahasa Akkadia sebagai
bahasa lisan pada awal abad ke-2 SM, namun tetap digunakan dalam upacara
keagamaan,tulisan dan ilmu pengetahuan sampai abad ke-1 SM.
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, sebagian dari
pemukiman bangsa sumeria yang paling awal adalah Ur,Uruk, dan Eridu yang
semuanya berada didaerah wilayah ujung barat daya rawa besar yang bersebelahan
dengan Jazirah Arab . walaupun daerah tersebut begitu berdekatan dengan wilayah
Jazirah Arab, Bangsa Sumeria itu sendiri bukanlah bangsa yang berasal dari
Jazirah Arab, karena bahasa aktivitas sehari-hari dari Bangsa Sumeria tidak
memiliki aktivitas dengan menggunakan bahasa-bahasa keluarga semetik. Bangsa Sumeria
berbeda dengan para pendatang berurutan yang berasal dari jazirah arab ke
daerah-daerah asia dan afrika yang semuanya berbahasa simetik[9].
Jadi bahasa yang digunakan oleh Bangsa Sumeria merupakan bahasa
yang digunakan di Mesopotamia kala itu kemudian Sumeria dikuasai oleh Akkadia
sehingga basanya pun terganti dengan bahasa Akkadia hingga abad 1 SM.
E.
Kebudayaan.
Fakta mengejutkan pada sisa-sisa Bangsa Sumeria adalah menulis. Seni mengagumkan tampaknya sudah
cukup maju, cocok untuk mengekspresikan pemikiran yang kompleks dalam
perdagangan, puisi dan agama. Prasasti tertua yaitu batu, dan tanggal rupanya sejauh 3600 SM
Menuju 3200 SM tanah liat tablet muncul, dan sejak saat itu bangsa Sumeria
tampaknya pada masa kejayaan dalam penemuan besar. Ini adalah keberuntungan kami bahwa
orang-orang dari Mesopotamia menulis bukan pada tempat yang rapuh, kertas
singkat dan mudah memudar tinta, tapi pada tanah liat lembab dengan baji
seperti (runcing) tempat stylus. Dengan bahan lunak ini juru tulis
menyimpan catatan, dieksekusi kontrak, menyusun dokumen resmi, properti
dicatat, penilaian dan penjualan, dan menciptakan budaya di mana stylus menjadi
sebagai perkasa sebagai pedang. Setelah selesai menulis, juru tulis memanggang tablet tanah liat
dengan api panas atau di bawah sinar matahari, dan membuatnya demikian naskah
yang jauh lebih tahan lama dibandingkan kertas, dan tidak lebih dari batu
abadi. Perkembangan script runcing adalah kontribusi luar biasa dari Sumeria ke
peradaban umat manusia.[10]
Pada mulanya, tulisan hanyalah metode pencatatan berupa gambar
yang dipersingkat. Bahkan sebelum zaman Neolitik, manusia sudah mulai menulis.
Gambar-gambar yang dibuat manusia Azilia di atas batu, menunjukan permulaan
proses itu. Banyak diantaranya mencatan perburuan dan ekspedisi, dan sebagian
besar menggambar tokoh-tokoh manusia scara sederhana. Tetapi dalam beberapa
catatan, pelukisannya tidak peduli dengan kepala dan anggota badan, dia
menandai manusia dengan coretan tegak dengan satu dengan satu atau dua coretan
melintang. Peralihan dari gambar ini ke tulisan gambar konvesional yang padat adalah
peralihan yang mudah. Di Sumeria tulisan dibuat diatas tanah liat dengan sebuah
tongkat. Colekan-colekan huruf segera sangat tak serupa dengan benda-benda yang
diwakili. Tetapi di Mesir, manusia digambarkan di dinding dan diatas carik
buluh papyrus (kertas pertama), dan kemiripan dengan benda yang ditirukan masih
ada. Dari fakta bahwa gaya-gaya kayu digunakan di Sumeria membuat tanda-tada
berbentuk baji, tulisan Sumeria disebut tulisan berbentuk baji (gambar dala
berbentuk baji) atau sering juga disebut tulisan paku karena bentuknya
menyerupai paku.
Satu langkah penting menuju tulisan dibuat ketika gambar digunakan
untuk menunjukan sesuatu yang bukan benda yang digambarkan, tetapi untuk
menggambarkan benda yang serupa. Di dalam teka-teki bergambar untuk anak-anak
dengan usia yang sesuai, hal ini masih dilakukan sampai sekarang. Kita menggambar
sebuah kemah (camp) dengan tenda-tenda dan sebuah lonceng (bell), dan sang anak
menduga dengan gembira bahwa gambar ini nama seorang Skotlandia yakni Campbell.
Bahasa Sumeria adalah bahasa yang terbuat dari suku kata-suku kata yang
dikumpulkan, ketimbang seperti bahasa-bahasa Amerindian atau sezamannya. Bahasa
ini sangat siap mendukung metode penulisan suku kata yang mengungkapkan ide-ide
yang tidak dapat disampaikan oleh gambar-gambar scara langsung.
Penemuan tulisan sangat penting dalam perkembangan masyarakat
dunia. Ia mencatat persetujuan-persetujuan, hukum, serta titah-titah. Ia
membuat pertumbuhan ke negara yang besar
daripada negara-negara kota kuno. Ia juga memungkinkan suatu kesadaran historis
yang berkesinambungan. Titah imam atau raja dan capnya, dapat pergi jauh melalui
pandangan dan suaranya, serta dapat lestari setelah kematiannya. Menarik untuk
dicatat bahwa di Sumeria kuno, penggunaan cap-cap ini sangat banyak. Seseorang
seorang raja atau seorang bangsawan maupun seorang saudagar, mempunyai cap yang
sering diukir dengan seni yang tinggi. Cap itu ditekan pada setiap dokumen
lempung yang disahkannya. Hal ini menunjukan betapa dekatnya peradaban dengan
percetakan enam ribu tahun lalu. Kemudian lempung itu di keringkan sampai keras
dan menjadi permanen. Pembaca harus ingat, bahwa di negeri Mesopotamia, selama
tahun-tahun yang panjang, surat-surat, catatan-catatan dan laporan-laporan
semuanya ditulis di atas ubin yang nyaris tak dapat dihancurkan. Berkat itulah
kita mendapat pengetahuan di masa lalu.[11]
Sistem tulisan ini selanjutnya dipakai oleh bangsa-bangsa yang
menguasai kawasan Mesopotamia. Tulisan ini memenuhi kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan. Kita dapat menelusuri penciptaan tulisan yang dibuat dari
piktograf-piktograf ( yakni, gambar-gambar orang, benda, peristiwa dan
tindakan) seperti yang telah dijelaskan di atas. Langkah kreatifnya adalah
penciptaan ideogram, lalu penciptaan fonem-fonem ( yakni tanda-tanda
konvesional yang mewakili bunyi-bunyi yang digunakan sebagai bahasa tutur). Tulisan
mereka merupakan kombinasi ambigu dan arbiter antar fonem-fonem dan
ideogram-ideogram. Kelemahan ideogram adalah jumlah yang sangat banyak,
kelebihannya dibanding fonem adalah bahwa sebuah ide dan tanda dapat
diasosiasikan scara permanen. Walau demikian, fonem-fonem memiliki kelebihan
dibanding ideogram dalam hal jumlahnya yang terbatas.[12]
Tulisan Bangsa Sumeria juga disebutkan bentuknya menyerupai paku,
sehingga disebut tulisan paku. Tulisan paku ini mirip dengan huruf China.
Tulisan paku bangsa Sumeria itu dipahat pada lempengan tanah liat yang dibakar
atau dikeringkan. Tulisan paku menjadi dasar tulisan latin yang kita pergunakan
sekarang ini. Dalam ilmu pengetahuan, bangsa Sumeria memberikan sumbangan yang
tidak kecil terhadap peradaban dunia, meskipun tidak sebesar bangsa Mesir kuno.
Beberapa pengetahuan dapat diungkapkan di sini antara lain ialah tulisan paku.
Tulisan paku ialah tulisan yang berbentuk baji (irisan) yang tertulis di atas
lempengan-lempengan tanah kering dalam bentuk empat persegi. Pada awalnya
tulisan ini menggunakan sistem pictografi. Scara berangsur-angsur sistem sistem
itu berubah menjadi lambang ujaran (phoenitik signa) hingga menjadi 150 lambang
ujaran (huruf).
Dari catatan tertulis dan gambar, inilah maka fase awal kehidupan
peradaban Sumeria menunjukan ciri-ciri yang sama dengan anggota lain dari
kelompok masyarakat yang darinya lahir peradaban yang dikenal paling tua. [13]
Kemudian seni yang juga ada pada masa Bangsa Sumeria yaitu seni
pahat. Seni pahat bangsa Sumeria terdiri dari relief-relief yang digunakan
untuk dekorasi dan isinya berupa cerita-cerita yang berupa bentuk badan manusia
ataupun binatang. Manusia yang kekar adalah bentuk khas seni pahat yang paling
digemari oleh bangsa Sumeria.
Kemudia Bangsa Sumeria juga memiliki tradisi yaitu tradisi
kesusasteraan Epik Gilgamesh, kisah Falsafah dan cara hidup masyarakat
Mesopotamia. Tentang kepahlawanan Gilgamesh, ada sifat dua pertiga tuhan, satu
pertiga manusia. Wajah tampan, ada kekuatan dan keberanian. Telah memerintah
dan memberikan perlindungan kepada Kota Uruk. Diceritakan juga merupakan kehidupan
yang kekal dan kesaktian.
Seni selanjutnya yaitu dalam bidang arsitektur, orang Sumeria
membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya
terbuat dari batu bata dan tanah liat. Juga memiliki kemampuan mengolah logam,
dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan
perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan,
perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.[14]
F.
Kehidupan Perekonomian Bangsa.
Sebagian besar hidup mereka adalah sebagai petani, tetapi mereka
tidak memiliki tanah sendiri mereka mengerjakan tanah milik para pendeta,
bangsawan dan raja. Ketiga kelompok tersebut merupakan tuan tanah. Hal ini
mengakibatkan para petani menggantungkan hidupnya pada tuan-tuan tanah. Mereka
juga sudah mengenal irigasi teratur. Pemupukan juga dilakukan dengan baik,
sehingga hasil pertaniannya baik. Hasil pertaniannya adalah gandum dan
sayur-sayuran perdagangan juga berjalan lancar dan baik. Semula dengan sistem
barter, kemudian berkembang menjadi sistem penggunaan mata uang sebagai alat
tukar. Uang yang digunakan terbuat dari logam mulia. Hal ini menunjukan
kemakmuran bangsa ini, barang-barang yang diperdagangkan adalah wol, perak,
sayur-sayuran, gandum, minyak, mutiara, dan domba
Tapi peradaban Sumeria tetap Sumer dan Akkad yang telah memproduksi
pengrajin, penyair, seniman, orang bijak dan orang-orang kudus, budaya kota-kota selatan melewati
utara di sepanjang Efrat dan Tigris ke Babel dan Asyur sebagai warisan awal
peradaban Mesopotamia. Pada dasar budaya ini adalah tanah subur yang dibuat oleh
luapan tahunan sungai bengkak dengan hujan musim dingin. Melimpah itu berbahaya serta
berguna, Sumeria belajar untuk menyalurkannya aman melalui mengairi kanal yang
bergaris dan menyeberangi tanah mereka, dan mereka memperingati bahaya
tersebut awal oleh legenda yang menceritakan banjir, dan bagaimana akhirnya
tanah itu sudah dipisahkan dari air, dan manusia telah diselamatkan. Sistem irigasi ini, berasal dari
4000 SM, adalah salah satu prestasi besar dari peradaban Sumeria, dan tentu
saja berdirinya. Dari bidang ini dengan hati-hati disiram datang berlimpah tanaman
jagung, barley, dieja, dan banyak sayuran. Bajak muncul di awal, ditarik oleh
sapi karena bahka sampai kemarin, dan sudah dilengkapi dengan benih-bor
tubular. Panen terkumpul ditumbuk dengan menggambar di atasnya kereta
luncur besar kayu dipersenjatai dengan gigi batu yang memotong jerami untuk
ternak dan merilis gandum oleh pria.
Dalam banyak hal budaya primitif. Bangsa Sumeria membuat beberapa
penggunaan tembaga dan timah, dan kadang-kadang dicampur oleh mereka untuk
menghasilkan perunggu sekarang dan kemudian mereka pergi sejauh untuk membuat alat besar
dari besi. Tapi barang seperti logam itu masih mewah dan langka. Kebanyakan alat yang digunakan
Bangsa Sumeria yaitu dibuat dengan batu api, beberapa diantaranya, seperti arit
untuk memotong jelai, yang dari tanah liat dan yang lebih halus tertentu,
seperti jarum dan awls, menggunakan gading dan tulang. Tenun dilakukan secara
besar-besaran di bawah pengawasan pengawas yang ditunjuk oleh raja, setelah
fashion terbaru dari industri governmentally dikendalikan. Rumah-rumah yang terbuat dari
alang-alang, biasanya ditempeli dengan campuran adobe tanah liat dan jerami
dibasahi dengan air dan mengeras oleh sinar matahari, tempat tinggal tersebut
masih mudah untuk ditemukan di tempat yang dulunya Sumeria. Pondok memiliki pintu kayu,
bergulir pada soket engsel batu. Lantainya biasanya dengan bumi dipukuli, atap yang melengkung dengan menekuk
alang-alang bersama di atas, atau dibuat datar dengan alang-alang lumpur yang
tertutup membentang lebih dari crossbeams kayu. Sapi, domba, kambing dan babi
berkeliaran dekat tempat tinggal di perkawanan purba dengan manusia. Dan air untuk minum mereka ambil
dari sumur.
Sangat mudah bagi Bangsa Sumeria untuk mendapatkan air, karena
Bangsa sumeria berada di sekitar Teluk atau bawah sungai, dan utuk mendapatkan
barang-barang atau memasarkannya mereka kirim melalua transportasi air dan
kemudian melalui berbagai kanal untuk dermaga kota. Tapi transportasi darat juga
berkembang di Kish Oxford Bidang Ekspedisi menggali beberapa kendaraan roda
tertua, Di sana-sini di reruntuhan segel bisnis bantalan indikasi lalu lintas
dengan Mesir dan India dan tidak ditemukan mata uang karena mungkin perdagangan masih dilakukan dengan barter,
tapi emas dan perak yang sudah digunakan sebagai standar nilai, dan sering
diterima dalam pertukaran barang kadang-kadang dalam bentuk ingot dan cincin
yang pasti layak, tetapi umumnya dalam jumlah diukur dengan berat dalam setiap
transaksi.
Banyak tablet tanah liat yang telah diturunkan dengan fragmen
tulisan Sumeria adalah merupakan dokumen bisnis, mengungkapkan kehidupan
komersial yang sibuk. Satu tablet berbicara, dengan kelelahan fin-de-siecle, dari kota, dan di mana kekacauan
manusia adalah. Kontrak harus dikonfirmasikan secara tertulis dan telah
saksikan. Sebuah sistem kredit ada dimana barang, emas atau perak mungkin
dipinjam, bunga yang harus dibayar dalam bahan yang sama seperti pinjaman, dan
berkisar antara 15-33% per annum. Sejak stabilitas masyarakat dapat secara
sebagian diukur dengan hubungan terbalik dengan tingkat bunga, kita dapat
menduga bahwa bisnis Sumeria seperti kita, tinggal dalam suasana ketidakpastian
ekonomi dan politik dan keraguan[15].
Emas dan perak telah ditemukan berlimpah di dalam kuburan, tidak
hanya sebagai perhiasan, tetapi sebagai kapal, senjata, ornamen, bahkan sebagai
alat. Kaya dan miskin dikelompokkan ke dalam berbagai kelas dan gradasi, perbudakan sangat berkembang, dan
hak milik yang sudah suci. Antara kaya dan miskin kelas menengah mengambil bentuk, terdiri
dari usaha kecil laki-laki sarjana, dokter dan imam. Kedokteran berkembang, dan memiliki
spesifik untuk setiap penyakit, tapi itu masih terikat dengan teologi, dan
mengakui bahwa penyakit yang karena kepemilikan oleh roh-roh jahat, tidak akan
pernah bisa disembuhkan tanpa mengusir setan tersebut. Sebuah kalender usia pasti dan asal
dibagi tahun menjadi bulan lunar, menambahkan satu bulan setiap tiga atau empat
tahun untuk mendamaikan kalender dengan musim dan matahari. Setiap kota memberi nama sendiri
untuk bulan-bulan[16].
Pada waktu memuncaknya bangsa Sumeria, perdagangan antara Sumeria
dan lautan tengah sudah ramai dan menurut letaknya Sumeria di tepi lautan
India, Sumeria telah lama dalam sejarah mengadakan hubungan mohenjo-Daro dan
Harappa di lembah sungai sindhu[17].
G.
Sistem Kepercayaan.
Kepercayaan bangsa Sumeria bersifat polytheisme. Mereka percaya
dan menyenbah banyak dewa. Salah satu dewa utama adalah marduk. Dewa-dewa
Bangsa Sumeria pada masa yang paling awal erat kaitannya dengan fenomena alam.
Bahkan dewa-dewa dikonsepsikan dalam
bentuk manusia dan diorganisasikan dalam satu negara-kosmik yag menggambarkan
bentuk-bentuk sosial dari Sumeria.
Dunia para dewa merupakan makro-kosmos dari Bangsa Sumeria, sementara
kuil-kuil duniawi adalah sebagai tempat tinggal para dewa. Majlis dewa-dewa
antara lain melibatkan empat dewa utama yaitu Anu (dewa langit tua yang
berperan sebagai kepala majlis dewa), Enlil (dewa halilntar muda), Ninkhursag
atau Ninmakh (sebagai ibu besar, personifikasi dewa kesuburan), dan Enki (dewa
air bawah tanah, sumber kekuatan pencipta bumi). tiga dewa penting lainnya
adalah Nanna (bulan), Utu (matahari) ,Inanna (venus). Dan pada perayaan
keagamaan yang menggambarkan peperangan kosmogonik (asal-usul terjadinya alam)
yang dimainkan pada perayaan tahun baru, menempatkan Enlil kemudian Marduk
dalam tradisi babilonia, sebagai penumpas kekacauan dan mengambil alih
kedudukan raja.
Keberadaan Dewa-dewa bagi Bangsa Sumeria merupakan ide untuk
mengkontrol setiap aspek kehidupan, khususnya kekuatan-kekuatan alam. Orang-orang
Sumeria pecaya bahwa dewa-dewa dan dewi-dewi berperilaku layaknya manusia.
Mereka makan, minum ,menikah, dan keluarga yang terkumpul. Disamping para dwa
berperilku adil dan benar, mereka juga bertanggung jawab terhadap kekejaman dan
penderitaan.
Sebagian besar dewa tinggal di kuil-kuil, dimana mereka disediakan
dengan setia dengan pendapatan, makanan dan istri. Tablet dari Gudea, berikut daftar
benda yang disukai para dewa: lembu, kambing, domba, merpati, ayam, bebek,
ikan, tanggal, buah ara, mentimun, mentega, minyak dan kue. Kita dapat menilai dari daftar ini
bahwa Bangsa Sumeria menikmati masakan berlimpah. Awalnya, tampaknya, para dewa
pilihan daging manusia; tetapi sebagai moralitas manusia ditingkatkan mereka harus puas
dengan hewan.
Sebuah tablet liturgi ditemukan di reruntuhan Sumeria mengatakan,
dengan firasat aneh teologis. Anak domba adalah pengganti bagi kemanusiaan, ia
telah memberikan sebuah domba untuk hidupnya. Diperkaya dengan kebaikan
tersebut, para imam menjadi terkaya dan terkuat kelas di kota-kota Sumeria. Dalam kebanyakan hal mereka
pemerintah sulit untuk membuat keluar sampai sejauh mana patesi adalah
seorang imam, dan sampai sejauh mana seorang raja. Kemudian Urukagina naik seperti Luther
terhadap pemerasan dari para ulama, mengecam mereka karena kerakusan mereka,
menuduh mereka menerima suap dalam administrasi mereka hukum, dan menuduh bahwa
mereka memungut pajak-pajak tersebut pada petani dan nelayan untuk merampok
mereka dari buah jerih payah mereka. Dia menyapu pengadilan yang jelas
untuk waktu pejabat korup ini, dan hukum yang ditetapkan yang mengatur pajak
dan biaya yang dibayarkan kepada kuil, melindungi berdaya melawan pemerasan,
dan memberikan melawan keterasingan kekerasan dana atau properti[18].
Dari dokumen-dokumen orang Sumeria ini dapat dijumpai sebuah kuil
untuk dewa-dewa Sumeria dan dapat diketahui dewa-dewa yang mereka puja, yaitu:
a. Anu atau Uruk
sebagai Dewa Langit atau juga Dewa Surga.
b. Enki atau Ea
atau Eridu sebagai Dewa Kebaikan yang menguasai Air yang ada di bumi dan
sebagai Dewa penyembuh dan pembimbing sekaligus dianggap sebagai Dewa pemberi
ilmu pengetahuan dan Seni.
c. Enlil atau
Hipper sebagai Dewa yang menguasai Tanah dan Bumi. Roh Baik dan Jahat dianggap
taat dan patuh akan segala perintah dari Dewa ini.
d. Inanna sebagai
Dewa Venus dan sebagai penguasa Barat dan Timu.
e. Istar Dewa
perang dan Asmara
f. Samash sebagai
Dewa Matahari.
g. Sin sebagai
Dewa Bulan.
h. Tammuz sebagai
Dewa Tumbuh-tumbuhan.
i.
Marduk adalah dewa yang berhubungan dalam penciptaan alam semesta[19].
Bagi bangsa Sumeria,
kewajiban yang tertinggi yaitu melanggengkan kesenangan para manusia dan dengan
demikian bangsa tersebut harus selalu menjaga keselamatan negara kota mereka.
Masing-masing negara kota telah mempunyai dewa dan dewi tersendiri yang telah mereka sembah dengan mengorbankan
hewan-hewan, padi, dan anggur. Masyarakat Sumeria telah banyak merayakan di
hari-hari besar dengan upacara serta arak-arakan. Acara yang terpenting terjadi
pada saat pergantian tahun, yaitu ketika sang Raja mencari dan menginginkan
hadiah dari dewi Inanna, yang telah memberikannya kehidupan dan cinta. Sang
Raja telah berpartisipasi dalam acara pernikahan secara simbolik dengan para
dewi. Bangsa Sumeria meyakini bahwa ritual yang dilakukan sang Raja ini akan
membuat tahun baru menjadi bermanfaat dan makmur[20].
H.
Pengetahuan Bangsa Sumeria
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Bangsa Sumeria pada
masa itu merupakan bangsa yang memiliki peradaban yang maju begitu pula dalam
hal pengetahuan. Bangsa sumeria
memberikan sumbangan yang penting bagi dunia dalam bidang matematika.
Mereka mengembangkan hitungan dengan dasar 60 atau sering disebut sixagesimal.
Penemuan mereka tentang hitunga lingkaran adalah 360áµ’, satu jam adalah 60menit, 1 menit adalah 60 detik, masih kita
gunakan sampai sekarang. Pengetahuan diatas menjadi dasar untuk perhitungan
waktu untuk satu hari adalah 24 jam, satu bulan adalah 30 hari, dan satu tahun
adalah 12 bulan, perhitungan waktu disebut dengan sistem penanggalan yang nantinya
dikembangkan oleh Bangsa Babilonia. penghitungan kalender Babilonia berdasarkan
pada peredaran bulan atau sering disebut sistem lunar atau kalender komariah[21].
Disamping itu orang-orang Sumeria
juga sudah mengembangkan sastra. Syair orang-orang Sumeria yang berbentuk
cerita, yang sering disebut dengan The Epic of Gilgamesh, adalah satu karya
yang tertua dari bentuk sastra didunia ini. Syair kepahlawanan ini adalah
koleksi cerita tentang seorang pahlawan yang disebut Gilgamesh. Satu dari
pekerjaan Gilgamesh di dunia adalah mencari keabadian hidup. Dalam
perjalanannya, dia menemukan satu orang yang selamat dari banjir yang besar
yang merusak dunia. Dalam akhir cerita, Gilgamesh telah belajar kebenaran yang
terbesar tentang keseluruhannya, bahwa pahlawan pasti mati karena pertempuran,
dan perlu peranakan keledai untuk membawa barang-barang.
Sementara
itu imam-sejarawan berusaha untuk menciptakan cukup luas masa lalu untuk
pengembangan semua keajaiban peradaban Sumeria. Mereka
merumuskan daftar raja-raja kuno mereka, memperpanjang dinasti sebelum Banjir
untuk 432.000 tahun-, dan bercerita mengesankan seperti dua penguasa tersebut,
Tammuz dan Gilgamesh, bahwa yang terakhir menjadi pahlawan puisi terbesar dalam
sastra Babilonia, dan Tammuz diturunkan ke dalam jajaran Babel dan menjadi
Adonis dari Yunani. Mungkin imam dibesar-besarkan sedikit kekunoan peradaban
mereka. Kita mungkin samar-samar menilai usia budaya Sumeria dengan mengamati
bahwa reruntuhan Nippur ditemukan hingga kedalaman enam puluh enam meter, yang
hampir sama banyak kaki memperpanjang bawah sisa-sisa Sargon dari Akkad sebagai
Kenaikan di atas ke lapisan paling atas, atas dasar ini Nippur akan kembali ke
5262 SM dinasti Tenacious kota-raja tampaknya telah berkembang di Kish pada
4500 SM, dan pada 3500 SM Ur Dalam kompetisi
dari dua pusat ini, kita memiliki bentuk pertama bahwa oposisi antara Semit dan
non-Semit yang menjadi salah satu tema berdarah dekat sejarah Timur dari
kekuasaan Semit Kish dan penaklukan dari raja-raja Semit Sargon I dan
Hammurabi, melalui penangkapan Babel oleh
Arya jenderal Cyrus dan Alexander
pada abad keenam dan keempat sebelum Kristus, dan konflik Tentara Salib dan
Saracen untuk Makam Suci dan honorarium perdagangan, sampai ke upaya Pemerintah
Inggris untuk mendominasi dan menenangkan Semit dibagi di Timur Dekat hari ini[22].
I.
Penyebab Kehancuran.
Dalam sebuah peradaban, semaju apapun peradan tersebut, kemajuan
itu pastilah ada akhirnya ini sudah menjadi hukum alam, ada kalanya bangsa itu
berada di atas dalam puncaknya tapi semua itu pasti ada akhirnya, istilah yang
sering kita gunakan roda pasti berputar, begitu juga dengan Bangsa Sumeria,
kemajuan Bangsa Sumeria yang bahkan mengejutkan kita, pada peradaban kuno
bahkan merupakan awal dari peradaban manusia telah menemukan berbagai
pengetahuan juga seni, dan bahkan jika kita pikirkan dibanding masa sekarang
Bangsa Sumeria lebih cerdas dari kita, bagaimana mungkin dengan teknologi yang
belum pesat seperti masa sekarang mereka telah menciptakan banyak pengetahuan,
tapi inilah hukum alam, kejayaan itu tinggal sejarah yang banyak memberikan
ibrah kepada kita semua.
Seperti bangsa pendahulunya yaitu ‘Aad bangsa tsamud (sumer,sumeria)
juga mengalami kehancuran dan terkubur bersama penduduknya dibawah timbunan
pasir gurun tanpa diketahui secara pasti apa
faktor penyebab kehancurannya. Lagi-lagi para sejarawan dengan
tergesa-gesa, kembali menuduh gerombolan Gut ( istilah bernuansa negatif yang
diberikan kepada pengikut Nabi Hud oleh para orientalis ) telah menyerang dan
menghancurkan Sumeria seperti yang dialami oleh bangsa pendahulunya. Padahal,
sekali lagi sangat musthil apabila gerombolan Nabi Hud menghancurkan Sumeria
dengan pertimbangan yang amat banyak seperti apa tujuannya menyerang Sumeria?
Mungkinkah dengan jumlah anggota kecil, gerombolan Nabi Hud mampu menghancurkan
Sumeria yang memiliki tentara dan teknologi lebih canggih
Sementara para sejarawan mengetahui pasti bahwa penduduk, kekayaan
(emas, perak, lazuardi, dan lainnya) dan bangunan Bangsa Sumeria terkubur dalam
tumpukan pasir secara utuh. Sehingga analisi yang kira-kira mendekati kebenaran
yaitu bahwa bangsa Sumeria yang tidak lain adalah bangsa Tsamud hancur akibat
bencana yang sangat dahsyat karena mereka telah mengeksploitasi alam secara
tidak seimbang, dapat kita cermati pada QS Fshshilat ayat 17. Sementara keadaan
alam saat itu masih rawan petaka karena sedang melakukan proses penstabilan
akibat bencana banjir yang melanda seluruh permukaan bumi (era Nabi Nuh,
kira-kira 4000 SM).[23]
Sesua dengan aturan kosmos, suatu yang tidak alami, natur, suci,
fitrah seperti misalnya kepercayaan yang bersifat delusif atau mitos, pasti
akan dilibas habis oleh perputaran alam. Dimana dalam alQur’an disebutkan Innal
bathila kaana zahuqo sesungguhnya yang tidak
benar adalah sesuatu yang pasti lenyap, maka ketika bangsa Sumeria terjebak
dalam berbagai kenakalan hidup munculah shulih (shulig, shulgi)
Baginda Urnamu menemui ajalnya di dalam petaka yang menimpa
Sumeria. Sementara ada orang-orang sumeria yang tidak mengalami petaka itu,
karena sudah melakukan evakuasi di bawah koordinator shulih, yang menurut
prasasti sezamannya bernama shulig atau shulgi. Merekalah orang-orang penganut
monoteisme (Islam) yang amat dimusuhi rezim Urnamu. Shulgi sendiri oleh mereka
dikenal sebagai guru karena kecerdasanya, diplomat(rasul), pelindung seni,
pendiri masjid dan penyelenggara segala kebaikan bagi negeri dan rakyatnya.
J.
Peninggalan Bangsa Sumeria
Bangsa sumeria termasuk rumpun Semit. sekitar tahun 3.000 SM,
mereka telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Pemukiman mereka disekitar teluk
persia. Mereka mendirikan daerah perkotaan. Kota-kota yang terkenal yaitu:
Larsa(larsam),Lagasy(lagash) dan kota UR.kota UR merupakan pusat kegiatan
bangsa sumeria. Peninggalan peradaban bangsa sumeria dapat diketahui melalui
peninggalan budayanya sebagai berikut:
1)
Seni kerajinan
Hasil-hasil kerajinan antara lain, kain lena,tongkat
tembaga,cermin dan tembikar, batu candi dari tanah liat.
Untuk batu candi diimpor, dan dihiasi dengan entablatures tembaga
dan jalur hias dengan bahan semi. Bait Nannar di Ur menetapkan
fashion untuk semua Mesopotamia dengan ubin enamel biru pucat, sementara bagian dalamnya yang
ditutupi dengan kayu hutan langka seperti pohon aras dan cemara, hias marmer
kecerdasan, alabaster, onyx, batu akik dan emas. Biasanya kuil yang paling penting
di kota itu tidak hanya dibangun di atas ketinggian, tapi atasnya dengan
ziggurat sebuah menara dari tiga, empat atau tujuh cerita, dikelilingi dengan
tangga berkelok-kelok eksternal, dan mengatur kembali pada setiap tahap. Di sini, di ketinggian yang paling
mulia dari dewa kota tidak dapat tinggal, dan di sini pemerintah mungkin
menemukan benteng spiritual dan fisik terakhir melawan invasi atau
pemberontakan[24].
Tembikar yang mungkin tidak berbicara begitu leniently. Mungkin waktu menyesatkan penilaian
kami dengan memiliki diawetkan terburuk mungkin ada banyak
potongan-potongan serta diukir dengan kapal alabaster ditemukan di Eridu, tetapi untuk tembikar Sumeria
sebagian besar, meskipun menyalakan roda, adalah hanya gerabah, dan tidak dapat
dibandingkan dengan vas Elam. Pekerjaan yang lebih baik dilakukan oleh tukang emas. Kapal emas, gurih dalam desain dan
halus di akhir, telah ditemukan di kuburan awal di Ur, beberapa setua 4000 SM vas
perak Entemenu, sekarang di Louvre, adalah sebagai kekar seperti Gudea, tapi
dihiasi dengan kekayaan citra hewan halus terukir. Terbaik dari semua adalah sarung
emas dan lapis lazuli-belati digali di Ur, di sini, jika seseorang dapat
menilai dari foto-foto, bentuk hampir menyentuh kesempurnaan. Reruntuhan telah memberi kita
sejumlah besar segel silinder, sebagian besar terbuat dari logam mulia atau
batu, dengan relief hati-hati diukir di atas atau dua inci persegi dari
permukaan; ini tampaknya telah melayani Sumeria di tempat tanda tangan, dan
menunjukkan perbaikan kehidupan dan tata krama mengganggu konsepsi naif kita
kemajuan sebagai kenaikan terus menerus manusia melalui budaya malang masa lalu
untuk puncak yang tak tertandingi hari ini.
1)
Arsitektur
Pada masa ini arsitektur bangunan telah berkembang seperti dalam
pembangunan kuil-kuil dan rumah-rumah masyarakat, Bangsa Sumeria mempunyai cara
tersendiri dalam membangun kuil. Secara
bertahap mereka memperbarui kuil sesuai dengan tingkat kemakmuran kota. Saat
memperbarui, mereka membangun kuil baru di atas kuil yang lama. Begitu
seterusnya sehingga kuil semakin tinggidan berundak-undak disebut Ziggurat.
Model bangunan kuil seperti itu terus dilanjutkan oleh bangsa-bangsa lain yang
menduduki kawasan Mesopotamia.
Kuil-kuil kadang-kadang dihiasi dengan patung-patung hewan,
pahlawan dan dewa-dewa; angka polos, tumpul dan kuat, tapi sangat kurang dalam
menyelesaikan patung dan rahmat. Sebagian besar patung yang masih
ada dari Raja Gudea, dieksekusi tegas tapi kasar di diorit tahan. Dalam reruntuhan Tell-Cl- Ubaid,
dari periode Sumeria awal, patung tembaga banteng ditemukan, banyak
disalahgunakan oleh berabad-abad, tapi masih penuh kehidupan dan puas
sapi.Sebuah kepala sapi di perak dari makam Ratu Shub-iklan di Ur adalah sebuah
karya yang menunjukkan seni maju terlalu banyak despoiled oleh waktu untuk
memungkinkan kami memberikan haknya. Hal ini hampir dibuktikan dengan
bas-relief yang bertahan. The "Stele of Vultures" yang didirikan oleh Raja
Eannatum Lagash, silinder porfiri dari Ibnishar, karikatur lucu (karena tentu
mereka harus) dari Ur-nina, M dan di atas semua "Victory Prasasti"
saham Naram-sin kekasaran patung Sumeria, tetapi memiliki di dalamnya vitalitas
lusty gambar dan karakteristik aksi seni muda dan berkembang[25].
Peninggalan Bangsa Sumeria yang antara lain berupa lukisan -
lukisan para penguasa yang terlukis dalam peta, kuil-kuil maupun dalam
gundukan-gundukan tanah yang tertutup oleh benda-benda yang tidak berharga. Dan
mereka berhasil mengungkapkan karateristik kebudayaan bangsa Sumeria dalam
bidang arsitektur Sumeria terletak pada tingkat kerumitannya yang khas. Sebagai
contoh ialah istana para raja (3500 SM ) dibangun berdasarkan perencaan yang
rumit. Bangunan terdiri dari tangga yang besar dan tembok-temboknya dihiasi
dengan relief-relief dengan bentuk binatang dan manusia. Sebenarnya orang-orang
Sumeria lebih familiar dengan bangunan-bangunan yang berbentuk kubah. Akan
tetapi karna tidak adanya batu besar di Mesopotamia membuat bangunan-bangunan
seperti itu kurang berkembang[26].
2)
Hasil Kebudayaan dari Bangsa Sumeria dalam Segi Teknologi.
Peradaban Sumeria dapat diringkas dalam kontras antara tembikar
kasar dan perhiasan sempurna, itu adalah sintesis dari awal kasar dan sesekali tapi brilian
penguasaan. Di sini, dalam batas-batas pengetahuan kita sekarang, adalah
negara pertama dan kerajaan, irigasi pertama, penggunaan pertama dari emas dan
perak sebagai standar nilai, kontrak bisnis yang pertama, sistem kredit
pertama, kode pertama hukum, pengembangan yang luas pertama menulis, cerita
pertama dari Penciptaan dan Air Bah, perpustakaan pertama dan sekolah,
literatur pertama dan puisi, kosmetik pertama dan perhiasan, patung pertama dan
relief, istana dan kuil-kuil pertama, yang pertama logam hias dan tema
dekoratif, pertama lengkungan, kolom, lemari besi dan kubah. Di sini, untuk kali pertama dikenal
dalam skala besar, muncul beberapa dosa peradaban perbudakan, despotisme,
ecclesiasticism, dan perang imperialistik. Itu kehidupan dibedakan dan halus,
berlimpah dan kompleks. Sudah ketimpangan alam manusia memproduksi tingkat baru kenyamanan
dan kemewahan untuk kuat, dan rutinitas baru kerja keras dan disiplin untuk
sisanya. Tema dipukul pada sejarah yang akan memetik variasi segudang[27]
Berikut diantaranya hasil kebudayaan Bangsa Sumeria:
a.
Keberhasilan dalam membuat alat bantu dari logam
b.
Kaca dan lampu
c.
Tekstil yang berupa tenun
d.
Pengendalian banjir
e.
Sistem irigasi
f.
Kereta perang
PENUTUP
A.Simpulan
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang pertama kali menduduki wilayah
Mesopotamia, dan membentuk sebuah kebudayaan yang menjadi awal kebudayaan yang
berkembang di daerah tersebut. Yang kemudian pada kelanjutannya kebudayaan
tersebut diteruskan oleh bangsa-bangsa yang dapat menggantikan posisi Sumeria
di Mesopotamia.
Penempatan atau pengolahan lahan Eufrat dan Tigris dibuka secara
bertahap, dan dalam jangka waktu yang panjang, mulailah digarap dan dibuatlah
padang-padang rumput oleh orang Sumeria pendiri masing-masing kota. Penguasaan
masing-masing lahan itu tidak menimbulkan persaingan antar penggarap lahan.
Peradaban Mesopotamia menganut kepercayaan Polytheisme yang berasal dari Bangsa
Sumeria. Bangsa Sumeria menyembah Dewa-Dewi yang menguasai suatu Elemen dari
alam.
Orang Sumeria sebagian besar hidup sebagai petani, tetapi mereka
tidak memiliki tanah sendiri. Mereka mengerjakan tanah milik para Pendeta,
Bangsawan, dan Raja. Ketiga kelompok tersebut merupakan tuan tanah. Hal ini
mengakibatkan para petani menggantungkan hidupnya pada tuan-tuan tanah. Mereka
juga telah mengenal irigasi yang teratur. Pemupukan juga dilakukan dengan baik,
sehingga hasil pertaniannya baik.
Pada Bangsa Sumeria pula awal dari adanya tulisan, tulisan Bangsa
Sumeri berbentuk gambar-gambar dan juga berbentuk seperti baji atau paku
sehingga sering disebut dengan tulisan baji atau paku. Sistem pemerintahan
mereka yaitu dengan sistem kerajaan dimana mereka begitu memuliakan seorang
raja, raja adalah imam. Bangsa Sumeria memiliki seni budaya dan ilmu pengetahuan
yang tinggi diantaranya seni pahat, seni lukis juga arsitektur.
DAFTAR PUSTAKA
H.G.Wells.1992.Short
History of The Word,Sejarah Dunia Singkat.J.J.Little & Ives Company:
New York.
Toynbee, Arnold. 2004. “Sejarah Umat Manusia; Uraian
Analitis, Kronologis, Naratif, dan Komparatif”.
terj. Agung Prihantoro dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Will
Durant . 1942. Story of
Civilization, Orient Our Heritage. New
York: Simon and Schuster.
Leonard Cottrel. 1957. The Anvil of Civilization.
Amerika: The New American Library.
Suparto,Sutjipto
Wirjo. 1956. Sejarah Dunia 1. Djakarta: Dinas Penerbitan Balai Pustaka
[1] H.G.Wells, Short History of The World, Sejarah Dunia Singkat,Jogjakarta,Indolestari,2013,hal
56.
[2] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 118
[3] Arnold Toynbee,2004,Sejarah Umat Manusia;Uraian Analitis,
Kronologis, Naratif dan Komparatif.terj Agung Prihantoro
dkk.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.hal 93
[4] Leonard Cottrel.1957.The Anvil of Civilization.Amerika.The
New American Library.hal 83.
[5] H.G.Wells Short History of The World, Sejarah Dunia Singkat,Jogjakarta,Indolestari,2013,hal
59.
[6] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 119
[7] H.G.Wells Short History of The World, Sejarah Dunia Singkat,Jogjakarta,Indolestari,2013,hal
57.
[8] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 120
[9] Arnold Toynbee,2004,Sejarah Umat Manusia;Uraian Analitis,
Kronologis, Naratif dan Komparatif.terj Agung Prihantoro
dkk.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.hal
[10] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 122
[11] H.G.Wells Short History of The World, Sejarah Dunia Singkat,Jogjakarta,Indolestari,2013,hal
58.
[12] Arnold Toynbee,2004,Sejarah Umat Manusia;Uraian Analitis,
Kronologis, Naratif dan Komparatif.terj Agung Prihantoro
dkk.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.hal 89
[13] Loc.cit.hal 89
[14] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 121
[15] Ibid.10.hal 121
[16] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 125
[17] Arnold Toynbee,2004,Sejarah Umat Manusia;Uraian Analitis,
Kronologis, Naratif dan Komparatif.terj Agung Prihantoro
dkk.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.hal 88
[18] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 128
[19] Arnold Toynbee,2004,Sejarah Umat Manusia;Uraian Analitis,
Kronologis, Naratif dan Komparatif.terj Agung Prihantoro
dkk.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.hal 89.
[20] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Heritage New York: Simon and
Schuster. Hal. 130
[21].Ibid.12.hal 130
[22] Will Durant 1942.. Story of
Civilization:. Orient Our Herita
Komentar
Posting Komentar